Skip to main content

Michael Sulaiman, Presiden Kristen Pilihan Mayoritas Rakyat Lebanon

By May 26, 20082 Comments

Berkat mediasi Qatar, faksi pendukung dan faksi-faksi penentang Perdana Menteri Fuad Seniora mencapai kesepakatan dan menghentikan pertikaian yang menyebabkan krisis multidimensional di Lebanon.

Salah satu hasil dialog di Doha tersebut adalah pemilihan Presiden Jenderal Michael Sulaiman, yang merupakan figur yang diterima oleh kedua kubu. Ahad lalu parlemen Lebanon yang dipimpin oleh Nabih Berri, salah satu tokoh faksi oposisi, memilih Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon tersebut sebagai Presiden dengan memikul beban-beban yang sangat berat.

Acara penetapan Sulaiman sebagai figur Kristen, berdasarkan konsitusi negara multi-agama ini, dihadiri oleh tamu-tamu resmi dari seluruh negara Arab dan internasional, termasuk Menteri Luar Negeri Iran, Manucehr Mottaki.

Dalam pembukaan acara tersebut, Nabih Berri, selaku Ketua Parlemen, memberikan sambutan yang berisikan antara lain penghargaan kepada Pemerintah Qatar, Liga Arab dan negara-negara non Arab, seperti Republik Islam Iran, yang dinilainya sangat mendukung rekoinsiliasi ini.

Nabih Berri juga memberikan penghargaan kepada semua pihak yang berjuang untuk membela Tanah Air Lebaon dari agresi Israel, terutama Hezbollah yang telah memberikan sumbangan banyak martir dan kemenangan serta kebanggaan kepada rakyat Lebanon.Pidato Ketua Partai Amal ini beberapa kali terhenti karena disela tepuk tangan hadirin.

Sebelum mengakhiri pidato, Nabih Berri mempesilahkan Presiden terpilih untuk berdiri dan mengucapkan sumpah yang dilanjutkan dengan pidato resminya yang pertama.

Dalam sambutan itu, jenderal yang anti Israel dan dikenal memiliki nasionalisme lebih besar dari agama Kristennya ini mengajak semua pihak untuk bersatu demi kesejahetaraan dan kedaulatan Lebanon.

Dalam pidato yang sangat rapi itu, Michael Sulaiman memberikan penghargaan secara proporsional kepada semua pihak, baik kubu pendukung maupun penentang dengan mengahargai perlawanan militer Hezbollah terhadap Israel yang hingga kini masih menduduki sebagian wilayah di Kafr Syib’a di Lebanon Selatan, dan mendukung upaya Pengadilan Internasional untuk mengusut kasus pembunuhan Perdana Menteri Rafiq Hariri. Tentang Suriah, Micahel Sulaiman membuka pintu negara bagi hubungan saling menghormati kedaulatan masing-masing.

Sambutan terakhir diberikan oleh Amir Qatar, selaku pemimpin negara yang menjadi tuan rumah rekonsiliasi nasional Lebanon.

Semoga Lebanon yang majemuk dapat menjadi negara yang kuat, dan semoga Indonesia yang majemuk dapat meniru jejak ini agar krisis multidimensi ini segera berakhir.