MISS PLASTIC

MISS PLASTIC
Photo by Unsplash.com

Orang-orang yang tak bernalar berjuang melawan sistem alam yang tak tunduk kepada kehendak seraya menganggap modal sebagai penguasa. Dengan segala cara bahkan dengan cara yang memalukan dan absurd memburu imagologi kecantikan dan membeli rupa-rupa pura-pura.

Kapitalisme-yang direpresentasi oleh perusahaan kosmetik, telah mereduksi esensi kecantikan dan membatasi citranya dalam bingkai raga.

Konsep physical beauty atau outer beauty adalah salah satu produk materialisme dan hedonisme yang dijejalkan oleh sentra-sentra kapitalisme menjadi sesuatu yang ideal. Ia mengkampanyekan bahwa keindahan hanyalah keindahan kulit, rambut, bulu mata, kuku, dada dan segala yang ragawi.

Perempuan masa kini, karena persaingan yang makin ketat, terobsesi “menggunakan” daya tarik fisik sebagai akses menuju sukses. Kita tentu sering mendengar dan membaca iklan lowongan kerja yang memarginalkan inner beauty dan mengutamakan outer beauty.

‘Berpenampilan menarik’ merupakan salah satu item terpenting dalam persyaratan. Kasarnya, yang tidak cantik dipersilahkan jadi buruh pabrik atau pemulung. Sedangkan syarat IPK dan pengalaman kerja itu bisa diatur selama telah memenuhi syarat ‘penampilan menarik’. Mau bagaimana? Pelanggan dan pembeli memang males nawar dan langsung membeli produk bila SPGnya seksi, cantik dan rada agresif juga kreatif (genit dan tahu maunya bos), apalagi biasanya mitra bisnis minta entertain yang ujung-ujungnya begituan sebagai pertanda deal.

Kapitalisme berhasil membujuk perempuan dengan cara-cara seperti ini, dan standar kecantikan “langsing dan cantik” mengglobal seperti yang dicitrakan iklan industri kecantikan. Kapitalisme dan erotisme telah berbaur dalam sebuah sistem yang tak kenal kompromi; “Kecantikan adalah jalan menuju sukses.” Akibatnya, perempuan yang mempunyai citra seperti itulah yang lebih beruntung, dan yang tak memenuhi standar tersebut terpuruk, tidak percaya diri, dan melakukan berbagai usaha untuk tampil langsing dan cantik.

Tak sedikit perempuan menderita gangguan psikiatrik yang dinamakan dismorfik tubuh (body dysmorphicdisorder). Mereka mempunyai preokupasi begitu kuat terhadap tubuh dan penampilannya. Sedikit saja ada kekurangan, mereka bisa khawatir secara berlebihan saat merasa kuku dan kakinya terkesan ‘salah letak’, bahkan secara bermakna mempengaruhi perasaan dan fungsi sosial, pekerjaan dan fungsi penting lainnya.

Bibir menawan adalah bibir yang mengeluarkan kata-kata kebaikan kepada setiap orang. Mata yang indah adalah mata yang tak henti mencari kebaikan dan kelebihan orang lain.Tubuh yang indah adalah badan yang membungkus jiwa yang sehat. Rambut yang memikat adalah rambut yang menghiasi kepala manusia yang selalu tunduk saat menyapa orang lain.

Bagian terindah dari wanita adalah kecerdasan dan keanggunannya. Bagian terendahnya adalah kecantikan paras dan raganya. Di balik kecerdasan wanita adalah jiwa yang hidup. Di balik kecantikannya adalah benda yang mati. Kecerdasannya adalah etalase akalnya dan keanggunannya adalah etalase hatinya. Kecantikannya hanyalah bungkus daging dan darahnya.

Pada mulanya setiap wanita itu cantik sampai dia menganggap wanita lain tak cantik. Cantik tanpa kosmetik adalah sifat bagi jiwa. Cantik dengan kosmetik adalah sifat bagi daging dan kulit. Karena itu, menyukai perempuan hanya karena kecantikannya berarti menganggapnya sebagai seonggok daging dan tulang semata.

Memindahkan daging paha dan bokong ke dagu dan menambah area hidung atau memontokkan pipi dalam operasi plastik, selama tak mengganggu orang lain dan tak dijadikan bahan kampanye politik yang negatif dengan fabrikasi dusta, adalah sah. Tapi tak adakah yang lebih penting dari itu??

Read more