Mohon doa (1)
Apa mesti dikata saat bongkah bencana hantam kepala dan himpit dada?
Apa mesti dikata saat daur waktu bergulir berderak dalam kesunyiaan?
Mengapa mataku meleleh?
Mengapa nafasku tersekat?
Mengapa syarafku bergetar?
Kemana lamunan mengembara, distulah sketsa derita terpampang
Kemana mata melihat, disanalah wajah pemfitnah menyeringai
Desau angin,
desah daun,
gemericik air,
wajah polos anak,
kegundahan istri
dan semuanya berpadu dalam himne berdesir sepi.
Akankah ini berakhir?
Tuhan, hari-hari ini kepala hamba-Mu nantikan elusan tangan
dambakan sepercik iba dari samudera kasihMu
… agar ceria mentari pagi bisa dirasa
agar bundar purnama bisa dinikmati
agar aroma keringat anak bisa dihirup
agar sisa reruntuhan jiwa ini dapat ditata lagi
Mohon doa