Mohon Doa (Lagi)

Mohon Doa (Lagi)
Photo by Unsplash.com

Ya Allah, belakangan ini lidahku lebih lincah merangkai kata saat menumpahkan sambat di hadapan-Mu. Aku makin cengeng saat bermunajat di hadapanMu. Shalawat senantiasa meluncur dari bibirku. Suaraku parau karena pita di tenggorakanku nyaris tak pernah istirahat menggesek dentuman duka yang meluap dari relung dadaku.

Ya Allah, aku tidak tahu mengapa doa-doaku dan doa-doa yang kupesankan pada orang-orang lebih baik dariku seakan belum terjawab. Mungkin aku terlampau memaksa. Tapi yang membuatku beranggapan demikian ialah masalah-masalah itu kian menumpuk menghantam dinding jiwaku. Tidurku menjadi sangat pendek. Tawa sudah lama tak menghampiriku. Wajah polos anak-anakku juga tak mampu mengusir dukaku.

Ya Allah, depresi itu sedemikian berat dan dahsyat sehingga saat datang, semua yang indah menjadi acak, semua yang terang jadi buram, semua yang lembut jadi kasar. Bersihkan itu dari angkasa jiwa orang-orang yang melemparkan jangkar di pantaiMu. Terimalah orang-orang yang labuhkan rakit di dermagaMu. Buktikan kekuasaan dan kasih-Mu dengan mengubah nasib mereka karena Engkau hanya menciptakan kebaikan dan keindahan.

Ya Allah, dada hambaMu yang sedang berkeluh di hadapanMu ini sangat sempit sehingga tentu tidak mampu menampung beban-beban yang amat berat dan besar itu. Restuilah jejiwa suci untuk berbagi rasa dan menghiburku dengan bantuan dan pancaran malakuti.

Ya Allah, andai saja ada cara yang lebih tepat untuk memancing ibaMu, niscaya itu kulakukan. Tapi aku yakin doa-doa para makhluk terbaikMu adalah bahasa yang sesuai dengan hadiratMu. Karena itu, terimalah yang sedang berdiri sempoyongan tak kuasa mengetuk pintu-Mu.

Ya Allah, maafkan hambaMu yang tak tahu diri ini.

Read more