Skip to main content

Ya Allah,  gembel yang lusuh ini berjalan gontai menuju gerbangMu. Ia ingin memasukinya agar desiran angin yang semerbak meranggas menerpa jiwanya, memekarkan kuncup hatinya, memantikkan cahaya dalam kalbunya.

Juraganku, belakangan ini lidahku lebih lincah merangkai kata saat menumpahkan sambat di hadapan-Mu. Aku makin cengeng saat bermunajat di hadapanMu. Shalawat senantiasa meluncur dari bibirku. Suaraku parau karena pita di tenggorakanku nyaris tak pernah istirahat menggesek dentuman duka yang meluap dari relung dadaku.

Tumpuan harapanku, andai saja ada cara yang lebih tepat untuk memancing ibaMu, niscaya itu kulakukan. Tapi aku yakin doa-doa para makhluk terbaikMu adalah bahasa yang sesuai dengan hadiratMu. Karena itu, terimalah yang sedang berdiri sempoyongan tak kuasa mengetuk pintu-Mu.

Penadah butir tangisku, maafkan hambaMu yang tak tahu diri ini. Izinkan bongkahan sarat dosa dan dusta ini melumuri dirinya dengan madu kasihMu yang sedang gamang menjejakkan kaki di anak tangga usianya …

Cintaku, kabulkan semua doa istri (suami), orangtua, keluarga, teman-teman dan semua yang sedang gelisah, sedang mengharapkan kiriman roh di rahminya, menanti lelaki yang menyerahkan kuntum kasih dan dan kado perlindungan, mengangankan rumah yang menjadi mihrabnya, mengais rezeki agar terhindar dari kekufuran dan semua yang berprasangka baik terhadapMu.

Pemilik wujudku, Engkau tahu bahwa besok usiaku bertmbah. Aku tidak bergembira apalagi merayakannya, karena memang mestinya aku sedih telah melewatkan masa muda tanpa selembar catatan prestasi. Rintik hujan yang sesekali turun lalu berhenti adalah saksi bagaimana hamba-Mu sedang meratapi masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan.

Tuanku, betatapapun kami, bukanlah orang-orang yang sangat bertakwa, namun Engkau tahu bahwa shalawat kepada nabi terbesar-Mu dan keluarganya selalu menjadi buah bibir kami.

Rajaku, demi Engkau Yang Maha Adil, kami tahu bahwa sunnahMu berjalan sesuai dengan proses yang telah Engkau patenkan, bahwa tidak mungkin segala harapan kita bisa terwujud tanpa rangkaian sebab akibatnya. Namun, memberiku kesempatan dan harapan bukanlah permintaan yang menentang SunnahMu.

Pengendali hidupku, maafkanlah kelancangan dan sikap kurang ajarku. Pandanglah aku dengan mata maafMu dan temukanlah namaku dalam daftar orang-orang yang senantiasa bersalawat kepada NabiMu yang termulia dan keluarganya yang suci. Dengan bekal sekerat takzim itu, aku yakin Engkau pasti akan membentangkan jalan keluar yang luas dan lurus.

Pengayomku, demi surya Muhammad, purnama Zahra dan gemintang dua belas yang menghiasi angkasa alam ciptaanMu, lakukanlah apa yang baik.