Muqtada Sadr: Perlawanan terhadap Penjajah, Aksi Legal
Perlahan-lahan Muqtada Sadr membuktikan diri sebagai Nasrullah-nya Irak ketika secara terbuka menuntut Amerika dan sekutunya untuk hengkak dari Irak sebagai syarat penghentian perlawanan.
Telivisi Aljazeera melapokan bahwa Pemimpin haluan Sadr ini menyampaikan surat terbuka kepada tiga lembaga, yaitu Liga Arab yang sedang mengadakan konfrenesi pucak di damaskus, OKI (Organisasi Konferensi Islam) dan Perserikatan Bangsa-bangsa dan memohon dukungan atas aksi perlawanan terhadap tentara pendudukan Amerika dan sekutunya.
Dalam seruan itu, Muqtada menyebutkan bahwa perlawanan yang dilakukan para pejuang anti penjajahan adalah legal, rasional dan konsistitusional. Ia menyebutkan bahwa perlawanan ini memerlukan dukungan moral, meski hanya sebatas ucapan yang menyenangkandan melegakan bagi bangsa Irak.
Menurutnya, aksi pengeboman yang sering terjadi Badhdad, yang dihuni oleh mayoritasa Muslim Syiah, bukan aksi kaum Muslim Sunni melainkan aksi yang direkayasa oleh agen-agen Amerika Serikat demi menjustifikasi keberadaannya di sana lebih lama lagi. "Perlawan terhadap penjajah, bukanlah aksi terosrisme, namun perjuangan rasional dan legal,' tandasnya kepada Aljazeera hari ini.
Sementara kantor berita irib melaporkab bahwa Jet-jet tempur AS membombardir sejumlah wilayah Bashrah.
Pejabat Kantor Syahid Sadr di Bashrah, Sayyid Haris 'Adzari, kepada IRIB mengatakan, wilayah Hayaniyah, Qabalah dan Tamimiyah di Bashrah kemarin malam menjadi sasaran pesawat tempur AS. Aksi tersebut merusak sejumlah besar pemukiman warga.
'Adzari menambahkan, jet-jet tempur AS menggunakan bom cluster yang mengakibatkan sejumlah warga tak berdosa tewas ataupun cedera. Sejak invasi ke Irak Maret 2003 hingga kini, AS berulangkali melakukan menuver udara dan menyerang pemukiman warga sipil. Hal ini mereka lakukan tanpa mengindahkan prikemanusiaan dan konstitusi internasional untuk menimbulkan ketakutan warga Irak dan melanjutkan pembantaian terhadap mereka.
Serangan udara lainnya militer AS ke kota Hillah di selatan Baghdad menewaskan 29 warga Irak. Seperti dilaporkan Reuters hari ini (Kamis 27/3) insiden tersebut juga mencederai 39 orang lainnya.