MURTAD POLITIK

MURTAD POLITIK
Photo by Unsplash.com

Menakjubkan. Banyak orang yang konsisten mempertahankan toleransi dengan segala risiko berat diabaikan, tapi mengelu-elukan orang intoleran hanya karena baru saja mengumumkan perubahan sikap setelah korban-korban intoleransi berguguran.

Perubahan sikap politik tokoh intoleran pada masa injury time tak bisa serta merta ditanggapi sebagai fenomena positif.

Perubahan sikap politik tokoh intoleran pada masa injury time tak berarti perubahan dalam sikap terhadap hak keyakinan minoritas.

Hebohisme seakan menjadi ideologi baru yang mampu menciptakan rabun logika massal.

Hanya karena beri pernyataan mendukung tokoh pilihan tak niscaya menjadi sama dengan yang didukung.

Dukungan politik rasional tak didasarkan pada tokoh politik pilihan tapi didasarkan pada sikap terhadap kebhinnekaan keyakinan.

Bila tokoh politik nasional yang didukung karena dibenci kaum intoleran tiba-tiba didukung pula oleh tokoh-tokoh intoleran dalam prosentase besar, alasan mendukungnya (karena idealisme) pun bisa hilang.

Karena dalam politik tak ada kawan dan lawan abadi, maka tak ada pilihan abadi.

Tak perlu membesarkan kesalahan yang besar. Mendukung dan membiarkan intoleransi adalah kesalahan besar yang tak bisa dikecilkan.

Setelah Nabi dan jejiwa suci tak ada manusia dengan "taken for granted", apalagi dalam politik...

Read more