Muzadi: NU Jangan Berlebihan Reaksi terhadap Kasus Monas
Sikap cerdas ditunjukkan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Hasyim Muzadi menyangkut peristiwa Monas yang melibatkan aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) dengan Laskar Pembela Islam (LPI), di Jakarta, Ahad (1/6) lalu.
Hasyim menyerukan kepada warga NU se-Indonesia agar tak bereaksi berlebihan terkait kasus penyerangan massa FPI (sebenarnya LPI) terhadap aktivis AKK-BB.
Hasyim juga meminta kepada semua kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU) berhati-hati dan tidak terprovokasi atas kasus tersebut. Pasalnya, ia melihat ada pihak-pihak tertentu yang dengan sengaja berupaya melibatkan serta ‘membenturkan’ NU dengan kelompok lain.
“PBNU menyerukan agar warga NU se-Indonesia tetap pada pos dan kediamannya (baca: tetap tenang dan tidak terprovokasi) masing-masing,” tegas Hasyim kepada wartawan di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (3/6) siang.
Hasyim mengaku sangat menyesalkan tindakan kekerasan yang dilakukan FPI. Karena kekerasan atas nama apa pun tak dapat dibenarkan. Namun, yang lebih penting dari pada itu, ia mengimbau kepada semua pihak, utamanya unsur di dalam NU agar tak melibatkan NU dalam masalah tersebut.
Hasyim juga mengingatkan pihak-pihak tertentu untuk tidak melibatkan NU menyusul insiden Monas 1 Juni. “Karena relevansinya tidak ada antara NU dan Monas, NU dan FPI,” tandasnya.
"NU akan memberikan sanksi kepada siapa pun yang melakukan provokasi," tegasnya. Karenanya ia menyesalkan penggunaan dan pelibatan nama NU dan kelompok NU dalam masalah ini.
Lebih jauh, Hasyim juga menyinggung personal NU yang berpikiran liberal. Yang selalu mengikuti mindset orang lain. Sementara bagi Hasyim, NU yang formal adalah NU yang moderat tetapi tetap pada pendiriannya. Karena itu, Hasyim tak ingin warga NU menjadi umpan bentrok.
[nuid/cha/www.hidayatullah.com]