My Basil
Setelah 7 tahun kawin dan setelah berupaya untuk memancing kelahiran anak dengan berikhtiar secara medis dan mengadopsi Hasan Mujataba, Tuhan memberi saya seorang putra. Ia lahir melalui proses yang njlimet. Alhamdulillah kini dia tumbuh normal dan sehat. Rupanya Tuhan memang senang mendengar rintihan hambaNya. Tanda-tanda kelahiran kedua sejak 3 tahun kelahiran pertama hingga kini belum terlihat. Mudah-mudahan visaNya segera dikeluarkan untuk putra kedua. Putraku kuberi nama unik, Basil.
Karena banyak teman yang menanyakan arti Basil dan alasan-alasan pemberiannya, maka saya merasa tertarik untuk menjelaskannya sebagai berikut. Semoga bermanfaat.
Arti Basil
Banyak teman yang heran mendengar nama Basil, bahkan ada yang keliru memanggilnya Basir (Basyir, jadi ingat nama bos MMI, he he). Basil dalam bahasa Arab adalah bentuk kata sifat (kata pelaku) yang berasal dari kata kerja lampau (madhi) basala. Basil dalam bahasa Arab punya dua arti; fisikal ‘perkasa’ dan psikis ‘pemberani’. Lagi pula, untuk lidah ‘Indon’ (pinjam mulut orang Malaysia), Basil (dengan S biasa, bukan sh, sy, ts sebagaimana umumnya nama yang berasal dari bahasa Arab) lebih mudah diujarkan. Ia juga enak didengar. Cocoklah untuk yang suka nama funky.
Alasan lain, bila diberi nama yang populer dipakai orang, saya khawatir teman-temannya kelak akan memberinya gelar khusus supaya tercirikan dari penyandang nama populer sama lainnya. Meski demikian, sebagai usaha untuk mengambil berkah, saya tetap memberinya nama awal Muhammad. Basil adalah nama tengah, dan Sadra (mengambil nama dari filosof pujaaan saya, Mulla Sadra) sebagai nama akhir. Nama lengkapnya Muhammad Basil Sadra. Diam-diam saya ingin memberi nama marga baru buat anak keturunan saya dengan Sadra. Tentu itu tidak berarti saya tidak menghargai nama marga ayah saya, Asseggaf, tapi saya ingin ada perubahan, yang lebih keindonesiaan gitu lho…
Bunga Basil
Wikipedia menjelaskan Basil atau basilikum, Ocimum (Selasih) adalah segolongan terna yang dimanfaatkan daun, bunga, dan bijinya sebagai rempah-rempah serta penyegar (tonikum). Berbagai bagian tumbuhan ini berbau dan berasa khas, kadang-kadang langu, harum, atau manis, tergantung kultivarnya. Beberapa di antaranya bahkan dapat membuat mabuk. Beberapa jenis selasih, misalnya kemangi, berasal dari Asia Tenggara, namun sebagian besar dianggap berasal dari anak benua India.
Orang Eropa secara tradisional mengenal O. basilicum ("basil" atau "sweet basil") sebagai rempah yang diwariskan dari tradisi Yunani Kuno. Di India, selasih yang paling dikenal adalah "tlasi" atau "tulasi" ("holy basil", O. tenuiflorum syn. O. sanctum). Nama Melayu selasih diambil dari nama ini melalui bahasa Sanskerta. Warga Indocina dikenal menggunakan berbagai kultivar selasih. Di Thailand dan negara-negara lain setempat dikenal "horapa" ("Thai basil", O. basilicum convar. Thyrsiflorum) dan "manglak" ("Thai lemon basil", O. ×citriodorum). Horapa populer sebagai bagian dari menu Vietnam, misalnya pada sup sapi phở. Manglak dikenal di Indonesia sebagai kemangi.
Berbagai tradisi boga dunia, seperti Italia, Cina, India, dan Thai banyak menggunakan selasih sebagai bagian dari penyedap utama. Di Italia, daun selasih yang dikeringkan merupakan salah satu komponen saus pesto yang khas Genoa.
Di Indonesia, selasih baru dikenal dari bijinya yang digunakan sebagai campuran minuman penyegar dan daunnya sebagai lalap segar (kemangi).
Ibadah di gereja-gereja Kristen Ortodoks melibatkan selasih (basil) sebagai bagian dari kebaktian. Tanaman basil biasa diletakkan pada sejumlah tempat di gereja.
Info-info lain seputar Basil banyak sekali, antara lain:
- Sebuah kota indah di Perancis juga bernama Basil.
- Sebuah klub bola di Swiss bernama Basile.
- Basil adalah nama sebuah film yang memenangkan hadiah Oscar untuk sebuah kategori.
- Katedral terkenal bernama Basil.
- Putra Mendiang Hafez Asad, Presiden Syria, bernama Basil, kakak kandung Bashar Asad, presiden Syria kini.
Yang membuat saya agak sedih, ada bloger yang memberi nama anjing kesayangannya dengan Basil. Mau gimana lagi?