Peta politik di Lebanon secara tak terduga berubah drastis. Amerika dan sekutunya seperti Saudi, Mesir dan lainnya menjadi pecundang.
Kartu “Pengadilan Internasional” yang sedianya dijadikan sebagai alat tekan untuk melucuti senjata Hezbollah dan menyingkirkannya dari arena politik Lebanon tidak membuahkan hasil, malah berubah menjadi kemenangan telak Hezbollah dan koalisinya yang kini menjadi mayoritas.
Permainan kotor Saad Hariri, Seniora kelompok al-Mustaqbal yang berusaha merekayasa konflik politik menjadi konflik sektrian (Sunni-Syiah) telah dibalas dengan permainan cantik Hezbollah yang secara mengejutkan menajdikan Saad Hariri yang sedang berkunjung ke Obama menjadi “mantan perdana menteri”.
Tidak hanya itu, Hezbollah berjaya membuktikan sebagai partai politik yang demokratis, taat undang-undang dan tidak ambisius dengan memilih pengusaha dan politik Sunni, Najib Miqati sebagai Perdana Menteri.
Najib Mikati Azmi (lahir 24 November 1955) adalah politikus Lebanon dan pengusaha sukses. Anggota parlemewn dari distrik Tripoli ini terpilih sebagai Perdana Menteri pada 25 Januari 2011 lalu dalam oleh mayoritas suara dalam konsultasi parlemen setelah jatuhnya pemerintah Lebanon pimpinan Saad Hariri akibat munsurnya 11 menteri yang menentang sikapnya yang tidak independen.
Mikati lulus dari American University of Beirut tahun 1980 dengan gelar Master of Business Administration (MBA). Beliau juga menghadiri sejumlah program Eksekutif dan Eksternal di Harvard, dan telah mencapai gelar BA dari Universitas INSEAD Prancis bergengsi.
Dalam bidang pemerintahan, ia pernah menjadi Menteri Pekerjaaan Umum dan Transportasi sejak 1998 hingga 2004. Selanjutnya ia menjadi anggota Parlemen dari distrik Tripoli dua kali hingga saat diminta oleh mayoritas Parlemen menjadi Perdana Menteri.
Ayah tiga anak yang bermazhab Sunni ini adalah pengusaha sukses dalam bidang telekonikasi di bawah panji perusahaan bernama INVESTCOM yang merambah pasar Timur tengah dan Afrika.
Dalam bidang intelektual, Mikati mempunyai sejumlah aktivitas, antara lain sebagai anggota Dewan Konsultan International Crisis Group (ISG) yang bermarkas di Brussells, Belgia.
Meski mengenyam pendidikan di Barat dan memiliki hubungan luas dalam dunia bisnis, Mikati dikenal sebagai pribadi yang independen dalam sikap politik, pluralis dan moderat dalam pandangan keagamaan.
Saad Hariri dan kelompok 14 Maret, yang kini menjadi minoritas, menolak ajakan Mikati untuk bergabung dalam kabinet pemerintahannya karena menganggapnya sebagai “orang-nya Hezbollah”.