NARASI KELAHIRAN INSAN

NARASI KELAHIRAN INSAN
Photo by Unsplash.com

NARASI KELAHIRAN INSAN

Nun jauh di sana, di Roma, tatkala hening meranggas di istana yg megah, dan satwa-satwa malam sedang menyelenggarakan konser rutin di semak-semak kebun yang rimbun dan basah, tiba-tiba sang kasiar terjaga dengan wajah kutu bersimbah peluh lalu memanggil-manggil juru takwil mimpi yang tak lagi diingat namanya. Dengan tergopoh-gopoh, sang penakwil berlari menghadap juragannya yang terbujur lunglai di atas ranjangnya. “Hai,” teriaknya membahana. “Dalam tidurku kulihat kerajaan Romawi tumbang dan istananya runtuh lalu berubah menjadi tumpukan puing yang betapa mengerikan,” tanyanya tersengal-sengal. Penakwil tua itu menundukkan kepala sambil berbisik: “Baginda, telah terlahir bayi di Arabia bernama MUHAMMAD’.

Di lorong Salam yang tenang,di sepetak bangunan yang remangdi kampung Tihamah yang lengangdi jantung Bakkah yang gersang,di persada Jazirah yang kerontang…

sinar misterius menghunjam persada dan membedah malam pertengahan Rabi’ul awwal,sebuah jeritan bayi malakuti melambung dan mengoyak angkasa Ummul-Quragemerincing lampu-lampu kristal istana Khosro Parwiz mengisyaratkan sebuah peristiwa…dentang-dentang lonceng raksasa gereja Roma mengumandangkan sebuah warta…debam-debam gajah-gajah Abrahah yang berjatuhan beradu bagai genderang laga…kelepak sayap merpati di atas Mekkah yang menari bersusulan laksana rebana pestalalu terdengar kumandang …selamat menggigil, cukong-cukong tamak…selamat berhamburan, tuhan-tuhan bertulang…selamat berjatuhan, raja-raja jorok…selamat ketakutan, seniman-seniman cabul di pasar Ukazselamat bangkrut, saudagar-saudagar budakberpestalah, hai kuli-kuli gratis juragan-juragan Quraisybergembiralah, hai kaum buruh di ladang Umayyahkumandangkan lagu kemerdekaangelarlah permadani merah demi menyambut MUHAMMAD!

Mentari menyingsing dan menyongsong,purnama menyeruak dan menyapa,gemintang berkilau dan menyambut,pelangi berhias dan mendaulatKa’bah menyala san mengucapkan ’selamat datang’ ’selamat lahir’kepada debur ombak rabbani yang bergulung menghempas buih syaitanikepada desah nafas subuh yang berhembus lembut segarkan pori-pori fitrahkepada rinai-rinai iman yang berguguran membilas sahara Hijazkepada sepoi-sepoi sejuk yang meniup pucuk dedaunan kormakepada simponi tangkai zaitun yang bergesekan laksana biolakepada mawa api tauhid yang menjilat gelap syirikkepada untaian syair ilahi yang abadikepada rangkaian firman yang sucikepada penguasa altar malakut yang menghadirkan gelegar dahsyat di lelangitkepada kuasa Musa,kasih Yesus,damai Budha,hikmah Socrates,logika Aristo,ide Plato,aura Zoroasterdan wibawa Lao Tse…kepada pemuka para kohen, santo dan imamkepada utusan Sang Khuda,duta Sang Theos,pewarta Sang Hyang dan Rasul Allahkepada Sang Rahmatkepada dia yang bernama MUHAMMAD!

Bertapa dalam gua gelap Tsurbersemedi dalam lembah Hiramenggigil dalam kesendirian lereng Arafahmenggelinjang dalam asmara Lahutmenggigil dalam pelukan Sang Jalalmengerang dalam kehangatan Sang Jamalbergejolak dalam pesta malaikatmenanggalkan busana ragahilang dalam Adakembali memasuki nasutdilumuri kotoran onta di Haramdilempar bebatuan bocah-bocah Thaifbermandikan darah di Uhudbersenda jenaka di hadapan yatimmenghibur para janda syuhadaberhariraya dengan gelandanganbergaul dengan kaum cacat dan kustabersukacita didatangi tamu tuna netraberjalan menunduk di keramaianmencium tangan pekerja kasarpemaaf kala berkuasamembantu sebelum dimintaberbalik tubuh bila diserumenegur tanpa menunggubermurah dengan senyummenggali parit dan sumurtidur dengan bantal batukeluar masuk pasar

dan berseru akulah Sang Utusanakulah MUHAMMAD

Kini lihatlah ia sedang melihat kita dengan mata kecewa,kita yang sedang nongkrong di atas fosil-fosil kebodohan,kita yang asyik harakiri dengan pornografi atas nama seni,kita yang makin trampil menjadi bangsa yang latah,kita yang sakau dengan korupsi dari rt sampai pejabat,kita yang sudah kehilangan etika ketimuran,kita yang menjadi konsumeris dan pemuja raga,kita yang sibuk mempertontonkan lakon anarkisme,kita yang sudah menjadi kue ulangtahun dalam pesta para musuh,kita yang tak lagi bisa hidup rukun dan menghargai perbedaan,kita yang sebenarnya tak mengenal MUHAMMAD

Read more