Skip to main content

NEED FOR SPEED

By September 14, 2016No Comments

Dulu kita sering dinasihati bersikap tenang dan pelan-pelan melakukan setiap pekerjaan. “Pelan-pelan itu dari Tuhan. Tergesa-gesa dari setan.
Pepatah Jawa berbunyi, “alon-alon asal kelakon” (Pelan-pelan asal terlaksana). Yang jelas, ajaran ini sudah mengisi benak sejak kecil.
Ajaran ini sangat mulia bila diterapkan dalam situasi dan kondisi tertentu. Tapi faktanya, banyak yang menerapkannya dalam segala situasi.
Secara logis, tidak mungkin memastikan satu pola treatment dan tindakan dalam beragam situasi, alasan dan variabel-variabel.
Orang yang sedang shalat wajib tenang (thuma’ninah), tapi kadang dalam suatu situasi wajib mempercepat bahkan membatalkannya.
Kadang sebuah tindakan hanya bisa dilakukan dengan pelan,; dan kadang hanya dilakukan dengan Karena injury time, diperlukan akselerasi.
Betaubat, melunasi hutang, menyelamatkan nyawa dan menyadarkan tentang bahaya intoleransi adalah contoh action yang harus cepat dilakukan.
Berlama menyelamatkan nyawa orang yang mengalami kecelakaan atau menunda waktu untuk bertaubat bukan hanya tidak wajib tapi bisa membahayakan.
Ada ayat-ayat yang bisa dimasukkan ke dalam kategori “NFS”. Salah 1 nya adalah ayat 51 dalam surah al-Dzariyat, “Maka larilah kepada Allah.
Dalam ayat 133 surah Ali Imran (“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu“) Allah perintahkan kita melakukan percepatan.
Dalam ayat 143 surah al-Baqarah, Allah melarang kita mengalah atau mempersilakan siapapun untuk mendahului kita dalam kebajikan.
Kita diperintahkan untuk mendahului orang lain demi meraih prestasi spiritual dengan eskalasi speed “Berlombalah dalam kebaikan-kebaikan
Tiga ayat tersebut dan banyak lainnya mengkonfirmasi pentingnya mengambil keputusan tepat dan melakukan aksi cepat dalam situasi tertentu.