Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad meminta petugas menyelidiki penyebab kematian Neda Agha-Soltan. Ahmadinejad menyebut kematian gadis berusia 26 tahun ini sangat mencurigakan.
Neda menghembuskan nafas terakhir ketika tertembak saat menonton aksi protes atas pemilihan presiden Iran. Detik-detik terakhir kehidupannya terekam dalam video yang segera beredar di internet 20 Juni lalu, dan menjadikannya martir dalam kisruh pasca-pemilihan.
Laman stasiun televisi CNN memberitakan bahwa Ahmadinejad telah memerintahkan kepala lembaga peradilan Iran Ayatollah Hashemi Shahroudi untuk menelisik kasus ini dan mengumumkan seluruh hasil penyelidikan.
Perintah ini datang sehari setelah dua saksi mengaku tidak melihat tentara atau polisi di sekitar lokasi kematian Neda. Stasiun televisi Press TV mengabarkan bahwa peluru yang mencabut nyawa Neda berbeda dengan peluru yang digunakan petugas keamanan Iran, Namun pemerintah Iran membantah bahwa Neda terkena tembakan milisi pro-pemerintah Basiji.
Saksi pertama yang identitasnya disamarkan mengaku tidak melihat petugas keamanan atau anggota Basiji. Pria ini membantu mengantar Neda ke rumah sakit. “Saya tidak dapat melihat siapa menembak siapa, kejadian itu mencurigakan,” kata dia, Senin 29 Juni 2009.
Sementara pria kedua merupakan guru musik Neda. Dia menegaskan pernyataan saksi pertama mengenai ketiadaan polisi di jalanan saat penembakan. “Kami tidak melihat ada aksi protes, lalu kami menyeberangi jalan dan mendengar suara tembakan, tidak ada petugas keamanan, hanya ada sekitar 20-30 orang di lokasi,” (vivanews)