NU - Muhammadiyah Gagal Persamakan 1 Syawal

NU - Muhammadiyah Gagal Persamakan 1 Syawal
Photo by Unsplash.com

Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, Selasa, bertemu di kantor PBNU, Jakarta, guna bersilaturahmi dan berdialog terkait perbedaan dalam penetapan akhir Ramadhan atau 1 Syawal (Idul Fitri).

Dalam pertemuan tersebut, NU diwakili Lajnah Falakiah yang dipimpin KH Ghozalie Masroeri, sementara Muhammadiyah diwakili Majelis Tarjih yang dipimpin Abdul Fatah Wibisono. Pertemuan tersebut juga diikuti Menteri Agama Maftuh Basyuni, Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan Dirjen Bimas Islam Depag Prof KH Nasaruddin Umar.

Hasyim Muzadi berharap dalam dialog tersebut tidak terjadi debat untuk mempertahankan argumentasi masing-masing dan juga dihindari unsur gengsi.  Ia berharap akan terjadi saling pengertian dalam dialog tersebut. Ia mengatakan, "Pertemuan ini hendaknya bisa membawa kemaslahatan bagi umat." Sementara itu Dirjen Bimas Islam Depag KH Nasaruddin Umar dalam  pengantarnya menyatakan, masyarakat awam sangat merindukan adanya penyatuan atau tidak adanya perbedaan dalam penentuan lebaran.

Sayangnya, niat baik itu belum kesampaian. Acara dialog dan silaturahmi antara NU dan Muhammadiyah tentang awal bulan Qomariya berakhir tanpa kesepakatan. Kedua pihak gagal menyamakan persepsi penentuan 1 Syawal atau waktu jatuhnya Idul Fitri. Dirjen Bimas Islam Departemen Agama RI Nazaruddin Umar, mengatakan, " Dialog belum bisa menyatakan persamaan penentuan 1 Syawal tahun ini. PBNU maupun Muhammadiyah mempunyai pandangan masing-masing tentang penentuan 1 Syawal." Nazar menyatakan hal itu usai dialog yang digelar di gedung PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2007).

Read more