Segala puji bagi Allah. Salawat serta salam semoga dilimpahkan kepadaku kakekku, Muhammad Rasulullah, dan segenap keluarganya yang suci. Mahabenar Allah yang berfirman, “…kemudian akibat orang-orang yang melakukan kejahatan adalah (siksa) yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah, dan mereka mengolok-oloknya.”
“Apakah kau menduga, hai Yazid, saat kau memburu kami di muka bumi dan menggiring kami laksana segerombolan domba dan budak, bahwa yang demikian itu karena kami hina sedangkan kau mulia di hadapan Allah?
Apakah kau menduga bahwa kedudukanmu mulia di sisi-Nya, sehingga batang hidungmu mekar, dan kau memandang kami dengan memicingkan sebelah matamu yang nyalang, dan kau bersuka cita karena melihat kekayaan dunia terkumpul di sekitarmu dan segala urusan tampak menjadi sederhana di matamu?
Celaka, celakalah kau! Kau telah melupakan firman Allah yang ber-bunyi, dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir mengira bahwa penangguhan kami adalah baik bagi mereka. Kami beri tangguh mereka tidak lain supaya dosa mereka bertambah dan bagi mereka siksa yang menyedihkan.”
“Apakah adil, hai anak keturunan Thulaqa’i caramu menakuti-nakuti orang-orang yang memberi kebebasan, dan kau giring putri-putri Rasulullah bagaikan tawanan dan gelandangan? Kau telah mengoyak-ngoyak pakaian (penutup aurat dan kehormatan) mereka lalu mempertontonkan wajah mereka yang kusut akibat duka panjang, kau pertunjukkan ke hadapan musuh-musuh mereka dari sebuah dusun ke dusun berikutnya, dari sebuah kota ke kota lainnya, kau seret mereka di tengah kaum lelaki dan para pejalan kaki, sehingga mereka menjadi tontonan percuma semua orang, tanpa seorang pun pelindung. Lalu (kebaikan) apa yang dapat diharapkan dan dinanti dari keturunan orang yang mulutnya mengunyah-ngunyah hati dan jantung orang-orang yang suci, dan daging badannya tumbuh sehat dari darah para syuhada yang diisapnya?!”
“Cukuplah bagimu Allah sebagai Hakim, dan Rasulullah sebagai penuntut, dan para malaikat serta bumi sebagai saksi kelak di akhirat, pengadilan hakiki.”
Teruskan aksi tipu dayamu, dan kerahkan seluruh bakat dan kemampuanmu! Demi Allah yang telah memuliakan kami dengan wahyu, Al-Qur’an, kenabian, dan pemilihan diri kami, penodaanmu terhadap itu semua sangatlah membekas hingga tak mungkin kau dapat menghapus dan membersihkannya. Ketahuilah, pandanganmu hanyalah kesesatan dan kepandiran yang membantu hari-hari dalam hidupmu hanya hitungan jari tangan, sedangkan kekayaan serta kekuasaanmu hanyalah sia-sia dan dinikmati oleh selain dirimu, ketika kelak ada seseorang yang mewartakan bahwa kutukan Allah itu diturunkan atas orang zalim yang melanggar ketentuan Allah … !
(Sumber buku HUSAIN SANG KSATRIA LANGIT)