Skip to main content

Karena sebuah ormas bukan representasi tunggal sebuah mazhab dan bukan pula representasi seluruh penganut mazhab, dan karena ormas hanyalah institusi berbadan hukum bagi individu-individu yang terdaftar secara fofmal sebagai pengurus, kader dan anggota (dengan segala hak dan kewajiban institusionalnya), maka tidak setiap individu atau siapapun yang merasa bagian dari komunitas penganut mazhab secara otomatis berhak secara moral dan formal menuntutnya melakukan apa yang dikehendakinya atau mengarahkannya melakukan sejumlah tindakan yang dianggapnya penting dan baik, menyampaikan protes atau ktitik atas keputusan dan respon insttusi yang bukan ormasnya terhadap sebuah fenomena sosial atau kasus hukum.

Karena ormas adalah lembaga yang pada hakikatnya hanyalah konsep yang berisi kesepakatan dan aturan-aturan, maka ia tidak bisa bekerja tanpa elemen-elemen manusia yang menjadi pengurus, kader dan anggota. Artinya, omas yang didirikan oleh beberapa individu dalam sebuah komunitas tidak bisa melakukan banyak hal dan memenuhi keinginan banyak orang tanpa partisipasi individu-individu lain.

Karena dalam komunitas ini ada lebih dari satu ormas, maka semuanya layak dipertahankan meski berbeda prioritas program dan setiap individu dalam komunitas punya pilihan untuk menentukan wadahnya. Dengan kata lain, mengintegrasikan diri dalam ormas apapun dalam komunitas lebih baik daripada tidak.

Dengan memahami esensi ormas dan relasi mutual antar ormas dan para anggotanya, mestinya setiap individu dalam komunitas mengintegrasikan diri dalam ormas yang dianggapnya bisa mewadahi dirinya serta mewujudkan aspirasinya selaku individu yang sadar taklif.

Dua kali serangan opini fitnah yang dilakukan serempak hingga menguasai puncak trending topic dan menipu jutaan insan di dunia medsos mestinya cukup menyadarkan setiap individu dalam komunitas ini untuk tidak sibuk dengan inisiasi personal yang sporadis dan tak efektif kemudian mengintegrasikan diri dalam sebuah entitas komunal konkret dan sistemik serta masing-masing menyumbangkan keahlian, akses, dana, tenaga dan komitmen dalam kerja kolektif dan terpimpin guna menghadirkan eksistensi komunitas ini sebagai elemen penting umat dan bangsa, termasuk melakukan perlawanan opini.

Ironis bila meyakini otoritas vertikal yang gradual sebagai salah satu fondasi keimanan dan keberagamaan justru enggan mengaktualisasikannya sesuai konteks dinamis dan puas menjadi penonton yang hanya duduk manis sambil mengecam para pemfitnah terhadap komunitas dan keyakinannya lalu menuntut perlawanan atau bahkan mengritik sedikit orang sekeyakinan yang bekerja sukarela dan total namun senyap dengan semua keterbatasan dan risiko.