Akhirnya PAN yang diambil alih secara de facto oleh Amien Rais dan Hatta Rajasa berhasil mengarahkan mayoritas pengurus DPW untuk medukung rencana koalisi dengan PD sambil menyodorkan paket SBY-Hatta. Ironis! Keputusan ini diambil tanpa kehadiran Ketua Umumnya, Sutrisno Bachir.
Yang memprihatinkan, Amien Rais, yang selama ini getol menunjukkan sikap kritis dan kadang tajam terhadap SBY, terutama menjelang Peleg, malah tiba-tiba menggebu-gebu untuk menggandengkan PAN dengan PD.
Bahkan Amien menutup kemungkina adanya perubahan sikap pada Rapimnas tanggal 9 Mei di Jakarta? “Tanggal 9 itu andai ada perubahan dramatik, gempa tektonik, baru kita pertimbangkan. Tapi ini sudah dikunci,” pungkas Amien.
Salah satu pendiri PAN, Sayuti Asyartri dan Ketua Litbang, Sayuti Asyathri mengatakan bahwa sesungguhnya PAN telah mati. Pasalnya, kemandirian, harga diri, kehormatan, dan cita-cita luhur yang menjadi alasan hadirnya PAN , sudah tidak ada lagi.
“Perkembangan hari ini sangat mencemaskan dan mengecewakan, karena telah hilang keteladanan di PAN. Dan ini telah meniscayakan hari esok PAN yang sangat mengkhawatirkan. Apalagi sebagian besar keadaan ini terjadi karena campur tangan kekuasaan yang tidak toleran terhadap calon presiden lain yang mungkin bisa dianggap menjadi penantang yang prospektif,” ujarnya ketika ditanya tentang hasil rakernas PAN di Yogyakarta, Sabtu (2/5).
Rakernas memutuskan PAN berkoalisi dengan PD dan mengusung Hatta Radjasa sebagai calon wakil presiden yang ditawarkan untuk mendampingin Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Sayuti, kekuasaan telah melakukan segala usaha untuk menarik PAN masuk putaran kekuasaan dan mencegah sukses kemenangan capres lain. Namun yang sangat disayangkan, otoritas PAN yang selama ini menjadi rujukan ternyata tidak memberi teladan yang baik, bahkan menciderai nilai-nilai PAN.
“Ketika kader partai belum selesai untuk bersikap kritis terhadap kekuasaan SBY, bahkan kemudian terbit buku tentang prospek kepemimpinan SBY yang sudah tidak ada lagi, ternyata otoritas penasihat mengubah pandangannya, ia malah menyandarkan diri dan menengadah terhadap penguasa dan memohon belas kasihan untuk masuk arus kekuasaan,” ujarnya. (Sumber: kompas dan detik)