Pejabat PBB: Israel “Rezim Kolonial Terburuk” dalam Sejarah Kolonialisme

Pejabat PBB: Israel “Rezim Kolonial Terburuk” dalam Sejarah Kolonialisme
Photo by Unsplash.com

Jean Ziegler, pengawas khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap hak kepada makanan (right to food) mengecam pendudukan Israel dan melukiskannya sebagai “rezim kolonial” terburuk yang menolak untuk mematuhi setiap hukum internasional. Ziegler pun menyerukan kepada PBB untuk mengambil sebuah kebijakan yang efektif dalam menekan rezim Zionis agar menghormati hak-hak asasi manusia dan Konvensi-konvensi Jenewa.

“Pendudukan Israel adalah sebuah rezim kolonial dan pendudukan militer ilegal dari sudut pandang PBB. Ia terus menganeksasi lebih banyak tanah Palestina; dan dengan demikian pendudukan Israel adalah yang terburuk dalam sejarah kolonialisme,” kata Ziegler dalam sebuah wawancara televisi.

Pejabat PBB itu menegaskan bahwa pendudukan Israel telah menyebabkan kelaparan serta tekanan psikologis dan fisik kepada bangsa Palestina. Dia juga menyatakan akan selalu ada resistensi yang tumbuh dari dalam rakyat Palestina serta mempertanyakan alasan di balik keterlibatan Eropa dengan pendudukan Israel, dan mengapa dana-dana Amerika Serikat (AS) terus melindungi pendudukan ini.

Sang pengawas khusus ini melukiskan negara-negara Eropa sebagai benar-benar “hipokrit” karena menolak hasil pemilu demokratis yang mereka awasi sendiri setelah mereka melihat bahwa pemenangnya adalah Hamas, seraya mengungkapkan bahwa negara-negara Eropa seharusnya memiliki prinsip-prinsip minimum yang jelas.

Ziegler pun mengungkapkan bahwa kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza dan Tepi Barat mengalami kehancuran. Statistik PBB mengatakan 65 persen populasi Tepi Barat menderita malnutrisi; sementara Jalur Gaza yang dihuni lebih daripada 1,5 juta jiwa kini berubah menjadi sebuah penjara kolosal sebagai akibat dari pengepungan Israel.

Dia juga menilai bahwa Kuartet Timur Tengah sebagai “cinderamata” belaka sehingga menyerukan kepada PBB dan Uni Eropa untuk menarik diri dari Kuartet karena kehadiran mereka di dalamnya adalah sia-sia dan tidak bermakna apa pun.[irm/icc-jakarta/palestine-info]

Read more