"PEMENANGNYA ADALAH ISRAEL"
Para jelata jionis karena mengalami kram intelektual mengukur kemenangan dan kekalahan dari selisih jumlah korban nyawa dan luka.
Para iblisis ini mengolok-olok Hizbullah karena banyaknya bangunan yang diledakkan dan kota-kota di Lebanon Selatan dan Bagian selatan Beirut yang dihuni oleh mayoritas Syiah diledakkan serta bertambahnya jumlah pengungsi.
Padahal nalar waras menetapkan standar penilaian menang dan kalah dalam setiap kompetisi atau pertandingan didasarkan pada kapasitas dan kemampuan dua partisipan. Artinya, dalam pertempuran tak seimbang antara sebuah ormas (yang membawahi sayap militer dengan peralatan dan dana swadaya tanpa dukungan rezim pemerintah dan instusi militernya) dan pasukan tentara reguler sebuah negara (yang menjadi anak jadah AS dan Barat dengan semua bantuan yang diberikan kepadanya parameter kemenangan dan kekalahannya tak merata.
Ketika tak berdaya melindungi kota-kotanya termasuk Ibukota, Haifa, dengan Kubah Besi dan Perisau Dawud dari hujan rudal dan puluhan pesawat nir-awak pembom, maka rezim najis ini sudah kalah secara rasional.
Ketika pembunuhan berantai dengan peledakan pager serentak yang merenggut nyawa ratusan orang dan mencederai bahkan mencacatkan ribuan orang lalu pembunuhan SHN, SHS dan para pemuka partai tersebut tak memusnahkan eksistensinya, maka negara para garong ini adalah pihak yang KO.
Ketika mengalami kegagalan melakukan invasi darat demi menembus perbatasan dengan jumlah tentara yang sangat banyak dan persenjataan yang sangat canggih dem menghancurkan kekuatan militer dan memusnahkan semua infrastrukturnya, maka negara itu layak diberi piala dan predikat "pecundang nomer wahid".
"Bertahan dari gempuran lawan yang lebih kuat dan besar serta didukung oleh banyak pihak adalah kemenangan." (Syekh NQ)
Karena melakukan serangan tanpa moral terhadap masyarakat dan sarana sipil hingga jumlah korban yang gugur, cedera dan kehilangan rumah dan terusir di Lebanon lebih banyak, maka rezim rasis ini adalah pemenang dalam kejahatan. Dialah pemenang untuk kategori kebiadaban.