Penasihat Mc Cain: Serangan Teroris Akan Bantu Menangkan Mc Cain
Bukti-bukti rekayasa AS terhadap terorisme makin banyak. John McCain, calon presiden Partai Republik, menuai kecaman keras gara-gara penasihat seniornya salah omong soal terorisme.
Charlie Black yang sebelumnya sudah menjadi sorotan karena aksi-aksi lobinya, dikutip dari majalah Fortune edisi 7 Juli, mengatakan bahwa sebuah serangan teroris akan menguntungkan McCain. Black bahkan mengatakan, bahwa kubunya terbantu berkat pembunuhan terhadap mantan PM Palkistan Benazir Bhutto Desember 2007 lalu.
Tak pelak pernyataan ini membuat marah kubu Barack Obama, kandidat dari Partai Demokrat. Bahkan tim kampanye McCain pun dibuat kecewa. Ditanya soal komentar Black itu, McCain mengaku tidak bisa membayangkan mengapa penasihatnya bisa mengatakan itu. "Itu tidak benar. Saya bekerja tanpa kenal lelah sejak serangan 11 September untuk mencegah serangan berikutnya terhadap Amerika Serikat. Catatan saya sangat jelas," katanya.
Dengan menunjuk kerjanya membentuk komisi penyelidik Serangan 11 September dan hubungannya dengan Komite Persenjataan Senat, McCain menambahkan, "Saya tidak bisa membayangkan itu, dan jika benar ia mengatakan itu, saya tidak tahu konteksnya. Saya sangat tidak setuju," katanya.
Juru bicara Obama, Bill Burton, menyebut pernyataan Black itu sangat memalukan dan itu merupakan politik yang harus diubah. "Barack Obama akan meninggalkan kebijakan yang gagal, sinis dan memecah belah ini, sehingga kita bisa menyatukan bangsa pada tujuan bersama untuk melawan Al Qaeda," kata Burton.
Black pun langsung minta maaf. Dengan suara pelan ia membacakan permintaan maaf yang ditulis tangan di atas kertas. "Saya sangat menyesal atas komentar itu. Sangat tidak pantas. Saya mengenal John McCain mengabdikan seluruh kehidupannya sebagai orang dewasa untuk melindungi negara ini dan menempatkan keamanan di atas pertimbangan lain," kata Black.
Black berulang kali berpendapat bahwa McCain selalu mendapat keuntungan tiap kali persoalan keamanan menjadi berita besar. McCain, mantan pilot angkatan laut dan pernah menjadi tawanan Vietkong, lama menjadi anggota Kongres dan telah mengunjungi berbagai negara.
Sebaliknya, Barack Obama baru empat tahun duduk di Senat dan hanya sekali mengunjungi Irak. Ia berencana melakukan kunjungan kedua menjelang pemilu November mendatang. ( Sumber : AP, Kompas Selasa, 24 Juni 2008 | 14:24 WIB)