PENDUKUNG KRITIS DAN OPOSAN LOGIS
Meski mungkin tak sependapat, beroposisi terhadap Pemerintah selama tidak bermaksud makar adalah hak konstitusional yang harus diterima.
Memilih sikap oposisi tak mesti mendukung intoleransi, meski sebagian yang beroposisi adalah intoleran.
Mendukung Pemerintah tak berarti tak memberikan pandangan kritis kepadanya.
Karena basis rasional pandangan dan sikap politik adalah mengutamakan "apa" (konstitusi) atas "siapa" (sosok pemimpin), jelaslah pemutlakan tertolak.
Karena pro toleransi adalah dasar sikap, kita harus toleran terhadap oposisi konstitusional, bukan oposisi jalanan yang tak menerima demokrasi dan Pancasila
Karena fokus utama adalah memperjuangkan hak berkeyakinan, maka agenda tunggal adalah melawan intoleransi, bukan masuk ke dalam arena konflik politik.
Sejumlah tokoh oposisi kerap memberikan pernyataan yang dianggap tak bijak. Selama tak mendukung pengkafiran, tak ada alasan berkonflik dengan mereka.
Sebagai bagian dari komunitas yang mengutamakan agenda menegaskan eksistensi dalam identitas kebangsaan, setiap anggota mesti punya "rasa kekitaan".
Melibatkan diri, apalagi diketahui sebagai bagian dari komunitas yang sedang membangun eksistensi dalam berbangsa, dalam konflik politik, bukanlah pilihan logis.
Selain takfiris dan zionis, siapapun dari agama apapun, aliran apapun, ormas apapun, parpol apapun, pro pemerintah atau opisisi adalah teman