Sejak merantau ke Ibukota 2002 lalu, inilah kali pertama aku berlebaran di luar kampung halaman. Sumpek? La ia la, sendirian jauh dari keluarga pasti sumpek.
Tapi aku punya beberapa alasan. Salah satunya adalah jenuh dengan rutinitas. Karena itu, aku mencoba membuat perubahan rada radikal dalam rute hidup. Bayangkan menjelang H- 10 bulan Ramadan aku harus mondar mandir antara Malang-Probolinggo-Jember untuk melakukan sejumlah aktivitas dakwah mulai dari memandu doa-doa Qadar hingga memimpin shalat idulfitri. Ini berlangsung hanpir 10 tahun. Syukurlah adikku, Musa Kazhim yang mudik lebih awal, mau menggantikan posisiku.
Kedua, aku sudah dapat warning dari pihak Pascasarjana UIN Ciputat untuk segera memberikan laporan proses penyusunan disertasi. Maklum, tiga tahun terbengkalai karena berusaha survive menjadi karyawan sebuah institusi kultural. Karena itu, aku manfaatkan masa kesendirian di rumah kontrakan untuk menuntaskannya.
Ketiga, Sekolah pascasarjana tidak hanya memperingatkan aku soal penuntasan disertasi, tapi pelunasan biaya 7 semester yang telah mengalami penunggakan cukup lama. Nah, mungkin dengan undur diri dari rombongan mudik keluarga (istri dan 2 anak), aku bisa mencicil bahkan melunasinya.
Keempat, ada beberapa teman kelahiran Jakarta dan yang tidak mudik, mendukung keputusanku untuk tidak mudik. Kata mereka, pada dua hari sebelum lebaran dan sesudahnya, Jakarta benar-benar indah.
Kelima, aku ingin menulis sebuah novel. Temanya seputar kehidupan modern. Ide dasarnya sudah ada. Pihak yang bersedia menerbitkannya juga sudah oke. Jadi, tinggal tancap gas. Mudah-mudahan tidak kandas di tengah jalan. Nulis novel lebih sulit dari nulis buku tentang wacana dan lainnya, menurutku.
Kelima, lembaga tempat aku bekerja meliburkan kegiatannya pada hari Jumat (H-1), dan libur akan berlaku selama dua minggu setelah lebaran.
Yang mumbuatku sedih, blog ISPROT (mungkin juga blog-blog lainnya), yang biasanya ramai pengunjung dan menuai komentar-komentar baru secara bergantian, pada H-10 terlihat lebih lesu. Grafik pengunjungnya menunjukkan penurunan yang menyesakkan dada. Apa mau dikata? Mungkin pelanggannya mudik dan gak sempat buka internet. Tapi, jangan-jangan memang isinya kurang menarik… siapa tahu? Kurang kontroversial kali… atau malah katrok dan kurang gaul… Yang jelas, perlu evaluasi.
Kepada semua yang mudik, hati-hati di jalan. Jumlah pencuri laptop dan ponsel sama dengan penggunanya. Banyak jalan menyempit dan lubang besar di tengah jalan. Inga’.. inga’, bila naik motor, jangan jadikan anak sebagai bamper dan pelindung. Mohon maaf lahir dan batin. Muhsin Labib