Skip to main content

Peringatan 1 Tahun “Kemenangan Ilahiah”

By October 15, 2011One Comment

07hezbollah-kecil.jpg

Ribuan pendukung Hizbullah berkumpul di kota Bint Jbeil, wilayah selatan Lebanon, untuk memperingati satu tahun “kemenangan Ilahiah” atas Israel. Sayid Hasan Nasrallah, yang orasinya ditayangkan melalui layar raksasa di pusat kota, mengatakan bahwa mimpi AS tentang “Timur Tengah Baru” telah gagal dan Hizbullah masih tetap eksis demi memperjuangkan hak-hak rakyat Lebanon dari ancaman Israel.

Bint Jbeil, bersama beberapa kota lain di selatan Lebanon, mengalami kerusakan parah selama invasi 34 hari Israel atas Lebanon setahun yang lalu, yang berakhir pada 14 Agustus 2006 dengan lahirnya resolusi PBB yang menandai gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.

Nasrallah mengatakan, “Kami tidak akan menunggu siapa pun untuk membela kami. Kami akan membela diri dan negeri kami sendiri. Kami memiliki roket dan akan terus memiliki roket yang mampu mencapai wilayah Palestina yang diduduki Israel jika rezim Zionis menyerang Lebanon.”

Sekjen Hizbullah itu sendiri tidak menghadiri peringatan tersebut karena pertimbangan keamanan. Sebagian besar orasinya berpusat pada gagalnya tujuan-tujuan Israel selama perang yang ternyata telah direncanakan rezim Tel Aviv jauh-jauh hari itu. Dia mengatakan ketangguhan Hizbullah di desa-desa garis depan pertempuran adalah faktor utama kegagalan invasi Israel.

Hal ini telah berhasil mencegah Israel untuk menghancurkan struktur militer Hizbullah dan menyelamatkan dua serdadunya yang ditawan.

Di tengah semakin meningkatnya krisis sektarian dan politik di Lebanon, Hasan Nasrallah menyerukan persatuan nasional dan menyatakan bahwa Hizbullah akan terus mengupayakan kebersamaan dengan setiap rakyat Lebanon, terlepas dari sekte, gerakan, atau asal mereka.

Peringatan yang diadakan pada Sabtu (28/07) itu juga ditujukan demi mengenang para pejuang Hizbullah yang syahid pada pertempuran dengan Israel itu. Seorang pendukung Hizbullah berkata, “Bagi rakyat di sini, Bint Jbeil adalah simbol yang sangat penting. Pada 2000, Sayid Hasan Nasrallah menyampaikan pidato kemenangan di sini ketika Israel mundur dari Lebanon setelah 22 tahun masa pendudukan. Dan hari ini, kota ini memiliki arti yang lain. Beberapa medan pertempuran yang sengit terjadi di sini selama perang tahun lalu dan Israel tidak berhasil masuk ke dalam kota.”

Sayid Nasrallah berulangkali menyebut “Timur Tengah Baru” dalam orasinya pada peringatan tersebut, merujuk kepada pernyataan Condoleezza Rice, Menlu AS, yang menyerukan konsep tersebut selama perang tahun lalu. Rice menyebut konsep itu sebagai era baru ‘demokrasi’ dan ‘perdamaian’ di kawasan. Namun, pemimpin Hizbullah itu mengatakan, “Perang ini didukung AS, Israel, dan negara-negara Arab, serta komunitas internasional. Amerika ingin menginstalasi pemerintahan boneka di Lebanon yang akan melaksanakan rencana-rencananya di kawasan.”[irm, www.icc-jakarta.com]

sumber: wa3ad.org