Perlukah Teriak “Boikot Olimpiade Bejing!”?

Perlukah Teriak “Boikot Olimpiade Bejing!”?
Photo by Unsplash.com

Okezone melaporkan bahwa situasi Tibet masih terus memanas hingga kemarin.Sementara penyerahan obor Olimpiade dari Yunani kepada China diwarnai insiden kecil di Athena.

Sekelompok aktivis pro-Tibet berusaha menghentikan perjalanan obor Olimpiade menuju stadion Athena. Di lokasi itulah, obor akan diserahkan kepada perwakilan China. Namun, aksi tersebut berhasil digagalkan kepolisianYunani.

Menurut saksi mata, demonstran yang melambaikan bendera Tibet dan berteriak “Bebaskan Tibet” serta “China Keluar dari Tibet” berusaha menembus pengawalan polisi untuk merebut obor di pintu masuk stadion.

Sementara itu, menjelang penyerahan obor Olimpiade tersebut, polisi dan militer China terus meningkatkan pemeriksaan keamanan di beberapa wilayah yang sempat menjadi tempat kerusuhan dan unjuk rasa anti-China, terutama Lhasa, Provinsi Sinchuan, dan provinsi yang didominasi etnis Tibet.

Di Lhasa, Ibu Kota Tibet, semua pesan singkat ponsel kepada penduduk dari polisi menyatakan bahwa pemeriksaan keamanan dan penggeledahan akan dilakukan. Tak ayal, pesan itu menyebabkan kepanikan di Lhasa.

Pemerintahan Tibet di pengasingan dan kelompok aktivis juga menyatakan ketegangan di wilayah Himalaya, China, semakin mendidih. Ketegangan terjadi ketika ratusan penduduk di Kota Lhasa diperiksa identitasnya.

Ribuan polisi juga mengawal ketat kuil Budha dan ratusan toko juga ditutup. Kampanye Internasional untuk Tibet yang berbasis di Washington dan Radio Free Asia melaporkan bahwa menurut salah satu saksi mata, banyak orang di Lhasa yang berlarian ke segala arah dan berteriak. Pesan itu menyatakan betapa kerusuhan dan menyebarnya rumor membuat ketakutan serta kekacauan di masyarakat.

"Harap mematuhi hukum yang berlaku dan jangan melakukan pelanggaran terhadap peraturan. Jangan membuat rumor yang tidak jelas, dan jangan percaya rumor," demikian bunyi pesan itu. Pengamanan ketat bukan hanya difokuskan di wilayah di sekitar Tibet. Peningkatan jumlah aparat keamanan juga menonjol di Lapangan Tiananmen, lokasi akan dilakukan upacara penyambutan api obor Olimpiade.

Ketegangan yang memanas itu bersamaan dengan persiapan Pemerintah China untuk menerima obor api Olimpiade di Beijing, kemarin. Nantinya, dari Beijing, obor api itu akan diarak ke berbagai negara sebagai simbol persatuan bangsa menjelang Olimpiade Agustus mendatang. Perdana Menteri (PM) China Wen Jiabao mengatakan, kerusuhan di Lhasa adalah aksi kejahatan dan kriminal.

Dia menuduh para pelaku kerusuhan itu justru melukai kepentingan rakyat Tibet. "Pemerintah China yakin akan mampu memecahkan masalahTibet," ungkapnya. Kantor berita China Xinhua, menuduh Dalai Lama tidak menutup pintu dalam pembicaraan tentang masa depan Tibet. Dalai Lama tidak menunjukkan sikap dan ajakan untuk bernegosiasi.

"Bernegosiasi dengan Dalai Lama yang sering menghembuskan pernyataan panas dan dingin itu, Pemerintah China harus memiliki kesabaran yang luar biasa," demikian tulisan itu. Polisi juga menangkap 26 orang serta mengamankan senjata api dan senjata lainnya dari kuil Budha Geerdeng di Provinsi Sichuan, China.

Dalam penggeledahan di kuil tersebut, aparat berwenang menemukan 30 senjata api, 498 peluru, 4 kilogram bahan peledak, dan sebuah parang di biara tempat kerusuhan terjadi pada bulan ini.Laporan polisi lokal mengatakan, 26 orang itu diduga terlibat dalam kerusuhan 16 Maret lalu, tanpa menyebutkan apakah mereka biksu atau bukan.

Dalam laporan itu, polisi juga menyita beberapa telepon satelit, alat-alat penerima dari saluran-saluran TV luar negeri, mesin faksimili, beberapa komputer, bendera pemerintah Tibet di pengasingan, dan spanduk-spanduk yang menyerukan kemerdekaan Tibet.

Jumlah biksu yang diberikan Pusat Pemantau Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Tibet berbeda dengan laporan polisi China. Lembaga yang berbasis di India menyatakan, jumlah biksu yang ditangkap di Biara Kirti mencapai 100 orang. Lembaga itu juga menyatakan bahwa polisi menggeledah semua ruangan dan kamar biksu di biara itu.

Berdasarkan laporan resmi China dan para aktivis Tibet di luar negara itu, biksu-biksu yang berasal dari biara di daerah Aba, termasuk di antaranya adalah mereka yang menyerang kantor-kantor pemerintah dalam aksi kekerasan yang meletus setelah kerusuhananti- ChinadiIbuKota Tibet, Lasa,dua hari sebelumnya.Tidak mungkin memperoleh informasi akurat mengenai hal itu,pasalnya Aba menjadi "kota mati"setelah diblokade Pemerintah China.

Pejabat tinggi Tibet yang mengurusi minoritas dan agama dipecat. Dia adalah Danzeng Langjie yang menjabat Direktur Komisi Urusan Agama dan Minoritas Etnik Tibet. Selain Danzeng, Luosang Jiumei, etnik Tibet lainnya yang telahmenjadisekretariskomite partai komunis di Lhasa sejak 2004 juga dipecat.

Hal itu disebabkan oleh kerusuhan mematikan yang melanda Tibet pada 14 Maret dan meluas ke daerah berpenduduk etnis Tibet. Di India, puluhan orang Tibet mengarak obor api kemerdekaan di New Delhi sebagai bentuk kritik terhadap Pemerintah China. Obor itu diarak dari Dharamsala, tempat pengasingan Dalai Lama dan berakhir di San Francisco.

Meski demikian, sebagian pihak menduga bahwa Amerika sedang memainkan Tibet sebagai kartu untuk mengusik Cina yang menjadi saingannya. Perlukah kita teriakkan “Boikot Olimpiade Bejing!”