POLITISASI TUHAN
Tuhan tetaplah Tuhan, disembah atau tak disembah.
Dia jadi Tuhan bukan karena disembah. SelainNya menjadi makhluk karena diciptakan. Makhluk menjadi hamba karena menyembahNya.
Mengultimatum Tuhan adalah deklarasi kudeta terhadapNya.
Mengancam Tuhan dengan ibadahnya berarti menganggapNya butuh kepada dirinya.
Dia tetaplah Tuhan meski sekelompok orang mengancam takkan menyembahNya.
"Ultimatum Tuhan" adalah gol bunuh diri di injuri time.
Akal sehat yang meniscayakan kesucian menolak cerita ultimatum Tuhan.
Nabi tak pernah menjadikan ibadah sebagai senjata menekan Tuhan.
Orang hina menganggap ibadah sebagai piutang yang ditagihnya. Orang mulia menganggap ibadah sebagai hutang yang dilunasinya.
-Ali-
Kandidat bangkai yang sebagian berat badannya karena kotorannya tak layak mengancam Tuhan.
Begini cara Nabi berdoa, bukan mengancam Tuhan :
إِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Maidah: 118)