Sebuah tragedi telah terjadi. Beberapa media secara serempak mengangkat isu sparatisme dengan memuat berita tentang pernyataan seseorang -bukan pengamat, tokoh pergerakan, intelektual, politisi dan bukan figur publik juga bukan aktivis Syiah- yang mendukung “Free Bali“.
Karena pembuat pernyataan yang mendukung “Free Bali” sering ikut dalam demo anti ekstremisme dan penindasan terhadap TKI dan minoritas,.media yang sudah tersusupi anasir intoleran, cepat-cepat berita tentang pernyataan ini dengan menyebutkan Syiah. Padahal dia boleh jadi agnostik. Ini sama dengan kasus Bashar yang sunni tapi dilukiskan sebagai Syiah karena akan digulingkan.
Dari judulnya, media-media itu ini terkesan memang bermaksud menampilkan provokasi sektarian, bukan bertujuan menampilkan beritang ajakan sparatisme karena fakta-fakta sbb:
- Pembuat pernyataan bukan figur publik.
- Pembuat pernyataan bukan Syiah, tapi kerap ikut berpartisipasi dalam demo-demo anti rezim penjajah Yaman
- Pernyataan mendukung “Bali Merdeka” hanya bisa dianggap sebagai candaan komedisn demam panggung, bukan berita yang layak dimuat.
- Menampilkan tanggapan ormas besar terhadap pernyataan ini juga teekesan sebagai dramatisasi. Ormas besar tidak berada dalam level yang layak untuk menanggapi sebuah pernyataan serampangan semacam itu.
- Menjadikan pernyataan yang lebih mirip “curcol” sebagai berita adalah bukti amatirisme…