RADIKALISASI DENGAN DOKTRIN ANTI LOGIKA AGAMA

RADIKALISASI DENGAN DOKTRIN ANTI LOGIKA AGAMA
Photo by Unsplash.com

RADIKALISASI DENGAN DOKTRIN ANTI LOGIKA AGAMA

Perlukah beragama? Perlukah beragama dengan teks wahyu bila akal sehat telah menetapkannya? Perlukah beragama dengan akal sehat bilan teks wahyu telah menetapkannya? Perlukah wahyu? Perlukah ada penerima wahyu dan penyampainya? Perlukah wahyu yang telah diterima dan disampaikan itu dijaga dan dikawal?

Agama dapat didefinisikan sebagai ajaran yang diwahyukan. Agama juga dapat didefinsikan sebagai apapun yang benar baik ditanamkan maupun disampaikan alias diwahyukan. Wahyu juga dapat didefinisikan sebagai apapun yang diyakini kebenarannya dari teks suci dan akal sehat.

[ads1]

Ada 4 asumsi tentang aturan Tuhan: a) Diwahyukan saja, b) Ditanamkan semata, c) tidak ditanamkan dan tidak diwahyukan, d) sebagaian ditanamkan dan sebagian diwahyukan.

Andai semua aturan diwahyukan, mestinya semua aturan sudah diwahyukan. Faktanya, sebagian norma tidak ditetapkan dalam teks wahyu.

Andai semua aturan tidak diwahyukan, mestinya semua aturan dapat diketahui dengan akal sehat. Faktanya, tak semua aturan dapat diketahui dengan akal sehat.

Andai semua aturan Tuhan tidak ditanamkan dan tidak diwahyukan, mestinya tak ada aturan apapun. Faktanya, ada aturan-aturan dengan akal sehat dan ada pula aturan-aturan yang disimpulkan dari teks-teks wahyu.

[ads1]

Andai sebagian aturan ditanamkan dan sebagian lain diwahyukan, mestinya ada aturan yang bersumber dari akal sehat dan ada pula aturan yang tidak diketahui dengan akal sehat. Faktanya memang demikian.

Bila memang demikian, bukankah kesimpulan akal bersifat relatif dan subjektif? Bukankah penggunaan akal sebagai sumber justru menimbulkan polemik dan pertentangan?

Semua manusia adalah berakal. Sebagian yang berakal adalah yang berpikir. Sebagian yang berpikir adalah yang berpikir logis. Akal sehat dengan logika tidak akan sesat. Matematika dan ilmu-ilmu dibangun diatas fondasi logika.

[ads1]

Larangan menjadikan akal sebagai salah satu dasar keberagamaan dan upaya melukiskan pertentangan teks suci dengan akal sehat hanya dilakukan karena mandul logika atau dilakukan orang-orang yang sengaja membodohkan masyarakat demi kuasa bertopeng agama.

Bila doktrin anti logika agama ditelan, maka objek dapat dikendalikan untuk menjadi jelatanya dan mematuhinya secara mutlak meski merugikan diri sendiri.

Read more