Presiden tak selalu mengandung makna fungsional sebagai pemimpin eksekutif dalam negara republik demokratis atau jabatan profesional dalam institusi resmi.
Selain menjadi merek tas, nama taksi, dan bioskop, presiden juga dipakai sebagai penghalus kata raja (agar tidak terkesan tiranik dan totalitarian) dalam negara monarki yang sama sekali bukan republik dan tidak demokratis.
Di UAE presiden adalah orang yang otomatis menjadi pemimpin dengan kewenangan mutlak sampai pikun atau wafat karena terlahir sebagai putera penguasa sebelumnya. Sebelumnya, setiap raja di UEA, Kuwait dan Bahrain disebut sheikh, sebuah istilah beraroma kesalehan atau relijiusitas yang diharapkan bisa memperbaiki citra buruk raja yang despotik demi mempertahankan cengkraman dominasi atas rakyat. Sedangkan raja di Qatar dipanggil amir dan raja di Oman disebut Sultan.
Demi menyempurnakan modus dan taktik akal-akalan ini, negara buatan mendiang Elizabet ini mulai bicara moderasi, toleransi dan keterbukaan ke dunia luar supaya dipahami dan diapresiasi sebagai muslim moderat, meski pada dasarnya memang tidak punya komitmen keagamaan.
Menyandingkan moderasi juga toleransi dengan pembantaian ratusan bayi adalah kawin paksa atau malah pemerkosaan