Ratusan Yahudi Iran Ziarahi Makam Nabi Daniel

Ratusan Yahudi Iran Ziarahi Makam Nabi Daniel
Photo by Unsplash.com

Associated Press, pada 19 Februari, melaporkan lebih daripada 200 orang Iran beragama Yahudi dari berbagai kota di Iran mempersiapkan diri untuk menghadiri acara ritual di sekitar kompleks makam Nabi Daniel di Syusy, dekat Propinsi Khozestan, Iran.

Dalam wawancaranya dengan AP, Bahardar Mikail, 26 tahun, utusan Lembaga Yaran, menyebutkan bahwa umat Yahudi di Iran mempersiapkan acara ini dalam rangka memperkuat jalinan persaudaraan dan kecintaan di antara umat Yahudi Iran. Yahudi berdarah Iran ini juga menegaskan bahwa dia bertekad untuk melaksanakan acara seperti ini setiap tahunnya.

Selain untuk mempererat persaudaraan di kalangan umat Yahudi, acara ini juga bertujuan memuliakan Nabi Daniel as. Menurutnya, pemerintah Republik Islam Iran sangat kooperatif dengan komunitas Yahudi Iran dalam menyelenggarakan acara tersebut.

Farhad Aframiyan, Ketua Redaksi majalah bulanan Yahudi yang juga ikut hadir dalam acara tersebut mengatakan, bahwa penyelenggaraan acara tersebut memberikan kesempatan emas kepada umat Yahudi Iran untuk mempererat jalinan komunikasi dan koordinasi di antara mereka. Terlebih lagi, tempat pelaksanaan pertemuan berada di kompleks makam Nabi Daniel yang memiliki akar simbolik bagi persatuan dan persaudaraan antara Yudaisme dan tanah Persia, tambahnya.

Selain itu, ia juga menganggap bahwa acara tersebut merupakan momen yang tepat untuk membuktikan bahwa umat Yahudi Iran sudak eksis sejak zaman Iran kuno, dan bukan merupakan bagian dari imigran-imigran Yahudi di Israel. Umat Yahudi Iran yang jumlahnya mencapai 25 ribu orang dan merupakan jumlah terbesar di Timur Tengah dengan penuh kebebasan melaksanakan seluruh kegiatan dan upacara keagamaan mereka seraya tetap mematuhi aturan umum yang berlaku di Republik Islam Iran, seperti kewajiban kaum perempuannya untuk menggunakan kerudung sebagai penutup kepala mereka.

AP juga melaporkan bahwa jumlah Yahudi yang beremigrasi ke luar Iran, baik ke Israel, Amerika ataupun ke negara lainnya, sangatlah kecil. Dari data yang ada hingga Desember tahun lalu hanya tercatat 40 orang yang berimigrasi ke Israel, dan kepergian mereka sama sekali tanpa sepengetahuan organisasi Yahudi Iran yang ada. Mereka melakukan secara personal, tegas pemimpin Yahudi di Iran. AP juga melaporkan bahwa ada kemungkinan para imigran Yahudi asal Iran itu melakukan perjalanan berkat bantuan berbagai lembaga internasional Yahudi dan Kristen di Amerika. Berkenaan dengan acara yang berlangsung, mereka menyebutkan, bahwa di dalam bangunan makam, para kaum perempuan Yahudi membaca Taurat sementara kaum prianya melantunkan doa-doa berbahasa Ibrani. Mereka menyatakan bahwa ibadah mereka di kawasan ini menimbulkan ketenteraman tersendiri bagi diri mereka.

Pada kesempatan itu, Nasyl Fafer, dalam makalah yang diterbitkan sebuah majalah Yahudi dengan judul “Yerusalem dan Babel” menyebutkan bahwa, walaupun terdapat berbagai kemudahan dari Agen Internasional Yahudi bagi kaum Yahudi Iran untuk berhijrah dari Iran ke “negara” Israel, sangat sedikit dari mereka yang menerima tawaran dan kemudahan tersebut. Dalam makalahnya itu, ia juga menyebutkan keheranannya kepada pemerintah Iran yang tidak melakukan pembatasan bagi pemeluk agama Yahudi untuk melakukan berbagai ritual keagamaannya.

Karena itulah, walaupun Agen Internasional Yahudi menyediakan iming-iming uang dalam jumlah besar, yakni sekitar 10 ribu dolar per orang, namun sangat sedikit yang siap menerima tawaran tersebut. Hal yang sama juga disampaikan oleh Yusiy Melman dalam makalahnya dalam suratkabar Haaretz, bahwa umat Yahudi di Iran mendapatkan perlakuan yang baik dan mereka dengan penuh kebebasan dapat beribadah sesuai dengan keyakinan dan ajaran agama Yahudi. Mereka pun dengan bebas bisa keluar-masuk Iran dan saat pulang dari berlibur ke luar negri, mereka tidak pernah ditanya dimana mereka menghabiskan masa liburannya? Walaupun para petinggi Iran mengetahui bahwa mayoritas dari mereka berlibur ke Israel.

Asosiasi Umat Kalimiy (sebutan lain bagi umat Yahudi di Iran, yang berarti pengikut Nabi Musa yang mendapat gelar Kalimullah) di dalam situs resmi mereka menulis bahwa mereka adalah orang-orang Iran di masa dulu, sekarang, dan akan datang. Dengan penuh kecintaan, mereka akan membela negaranya dan mengorbankan jiwanya demi negara yang mereka cintai. Permusuhan Republik Islam Iran dengan para petinggi Zionisme Israel tidak akan memperngaruhi sikap dan hubungan mereka dengan rakyat dan pemerintah Iran.[iqna]

Read more