Skip to main content

Karbala bukan hanya fragmen sejarah perlawanan Imam Husain terhadap Yazid, tapi epos sepanjang masa, laga Husainisme versus Yazidisme.

Al Husain adalah sosok yang kita teladani. Husainisme adalah spirit yang kita hidupkan. Yazid adalah sosok zalim yang kita kecam. Yazidisme adalah hegemoni yang kita tentang.

Logika Asyura memang tidak populer dan melawan arus besar. Asyura mengagungkan kesengsaraan demi kemuliaan, kegetiran demi kemerdekaan dan kematian demi kehidupan.

Al Husain membatalkan haji dan menghentikan thawaf sebagai deklarasi bahwa relijiusitas dalam ketundukan kepada tiran adalah penyembahan berhala berdaki dan tuhan bertulang.

Perjalanan menuju Karbala adalah kekonyolan menurut logika hedonisme, borjuisme dan materialisme.

Bertawaf dalam kepalsuan tak ubahnya mengelilingi arca.

Al Husain mengorbankan diri demi agama Muhammad SAW agar sembelihan suci Ibrahim tak hanya mimpi tapi fakta kepatuhan dan kepahlawanan.

Ironis! Khusuk mengitari Ka’bah simbolik, melupakan The Living Ka’bah (Ka’bah yang hidup)…

Al Husain menjual murah tubuhnya juga keluarganya bahkan putranya yang bayi demi membuktikan kepada sejarah bahwa Muhammad SAW telah menganjurkan agar keluarganya yang pertama merasakan derita dan yang terakhir merasakan bahagia.