"Revolusi BBM"

"Revolusi BBM"
Photo by Unsplash.com

Rabu 21 Mei Jakarta, tepatnya istana negara, diguncang unjuk rasa besar-besaran, yasng bisa dianggap sebagai "revolusi BBM".

Dalam aksi dorong-dorongan, salah satu mahasiswa UI angkatan 2007, Budi Darma, diduga tertembak peluru karet di dada kirinya dari arah kiri pintu utama Gedung MPR/DPR RI. Bunyi letusan tadi ternyata bukan petasan melainkan suara tembakan tersebut. Budi langsung tumbang dan segera diangkat oleh rekan-rekannya ke trotoar. Budi juga akhirnya segera diangkut ke rumah sakit terdekat dengan mobil Kijang merah.

Dugaan lainnya yang berkembang di antara mahasiswa, Budi tertembak gas air mata dan ditendang oleh aparat keamanan. Menurut keterangan beberapa orang, padahal Budi berniat menarik mundur rekan-rekannya yang terlibat aksi dorong-dorongan. Beberapa mahasiswi juga terlihat kesakitan akibat aksi dorong-dorongan dengan para polwan. Saat ini, para mahasiswa bergerak mundur ke arah Departemen Kehutanan di kawasan Palmerah. Kawasan ini disebut mereka sebagai titik perlindungan jika terjadi sesuatu.

Sementara itu dilaporkan bahwa Satuan Keamanan Negara, Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya, menangkap 28 mahasiswa yang berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (21/3) petang. Sebagian mereka dituduh melanggar pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan, dengan ancaman hukuman setahun penjara.

"Sebagian sudah kami tetapkan sebagai tersangka, sebagian masih kami periksa. Sebanyak 10 orang adalah demonstran Forum Kota (Forkot), sedangkan 18 lainnya berasal dari sejumlah unsur antara lain mahasiswa Mercu Buana, dan Famred (Front Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi)," ungkap Kepala Satuan Kamneg Ajun Komisaris Besar Tornagogo Sihombing, Rabu (21/5) malam.

Ia mengatakan, pihaknya juga telah mengumpulkan sejumlah barang bukti bom molotov di sekitar Istana Merdeka. Meski demikian, pihaknya belum bisa memastikan, apakah bom molotov itu dibawa oleh para demonstran yang ditahan.

"Mereka ditangkap karena melawan petugas. Sementara ini kami belum sampai pada tuduhan mereka membawa atau menggunakan bom molotov. Mereka masih kami periksa," ucap Tornagogo.

Beberapa jam sebelumnya, polisi juga telah menetapkan 12 mahasiswa sebagai tersangka karena menyandera truk tanki saat berunjuk rasa di Universitas Mercu Buana, Selasa (20/5). "Dari 18, enam kami lepas karena tidak cukup bukti," ujar Tornagogo. (Kompas, Rabu, 21 Mei 2008 | 18:58 WIB)

Read more