Rusia Kirim 300 Pakar Nuklir ke Iran
Sebuah kontraktor nuklir di Rusia Atomstroiexport, dini hari tadi, mengungkapkan, pihaknya akan mengirim sebanyak 300 pakar nuklir ke reaktor Bushehr, Iran. Mereka akan membantu Teheran membangun reaktor baru yang diharapkan dapat mulai beroperasi awal tahun depan.
"Dulu, kami mengalami masalah dengan pengiriman bahan baku. Namun sekarang, itu bukan masalah. Kini, masalah timbul pada jumlah pakar nuklir di reaktor tersebut," papar Presiden Atomstroiexport Sergei Shmatko.
Dia menambahkan, para pakar nuklir Rusia itu diharapkan sudah dapat mulai bekerja di Bushehr, beberapa pekan mendatang. Selain itu, Atomstroiexport juga akan terus menambah jumlah pakar nuklirnya ke Iran hingga 1.000 personel akhir tahun ini.
Angka itu hampir dua kali lipat dari jumlah pakar nuklir Atomstroiexport di Iran saat ini, yakni 1.500 personel. Pernyataan Shmatko itu bertolak belakang dengan pidato Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskow, Rabu (13/2).
Saat itu, Lavrov menegaskan bahwa Rusia menentang proyek pengayaan uranium di Teheran. Selain itu, Negeri Beruang Merah juga tidak sepakat dengan Iran yang terus mengembangkan teknologi rudalnya.
"Kami tidak sepakat dengan Iran yang terus mengembangkan teknologi nuklir dan roketnya," tegas Lavrov kepada kantor berita RIA Novostidan Interfax. Pernyataan tegas Lavrov itu sempat mendapat pujian dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) yang mencurigai proyek nuklir Iran.
Seperti diketahui, AS dan Eropa berupaya menutup reaktor nuklir Iran yang diyakini tengah memproduksi bom nuklir. Di pihak lain, Negeri Mullah mengklaim proyek tersebut semata untuk tujuan damai.
Saat ini, Dewan Keamanan (DK) Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) tengah menunggu laporan Badan Energi Atom Dunia (IAEA) tentang perkembangan terbaru nuklir Iran. Laporan tersebut akan digunakan sebagai landasan hukum dalam menjatuhkan resolusi ketiga bagi Teheran. (Jum'at, 15 Februari 2008 - 17:17 wib)