SADISME KOLEKTIF

SADISME KOLEKTIF
Photo by Unsplash.com

SADISME KOLEKTIF

Beredar berita dan video serta foto sosok yang tergeletak setelah dianiaya dan dibakar hidup oleh massa yang marah.

Tawuran antar sekolah, antar fakultas, antar kampung, antar supporter, pembubaran paksa ritual minoritas agama, pembantaian akibat dendam yang dipicu insiden dua individu berbeda suku, pembantain massa terhadap satu keluarga karena diduga pelaku santet dan yang terbaru, persekusi brutal dengan penganiayaan dan pembakaran terhadap tertuduh mencuri ampli masjid adalah contoh nyata tentang hilangnya etika ketimuran yang berkelindan dengan agama.

Sadisme adalah kekerasan yang muncul karena kegelisahan personal yang diekspresikan secara massal.

Sadisme kolektif bukan fenomena baru. Ia sering menjadi berita karena intoleransi dan kebemcian rasial dan sektarian dianggap sebagai cara mencintai ras, keyakinan, daerah, kampung, almamater, klub bola pujaan dan sebagainya.

Salah satu fenomena sadisme kolektif adalah aksi massa terhadap seseorang yang dituduh tukang santet.

Santet atau teluh adalah sebuah praktek magis yang diyakini mampu memberikan gangguan fisik dan mental kepada objek karena kebencian, kecemburuan dan lainnya melalui sperangkat alat khas yang dilakukan setan atau roh jahat. Ia juga dikenal dengan istilah guna-guna dan teluh.

Umumnya sumbu pertama ‘isu santet’ adalah mulut orang yang memposisikan diri sebagai korban yang dimengaku dijangkiti sejenis penyakit ‘aneh’, seperti perut membusung, penyakit yang tak kunjung sembuh. Ia akan menunjuk nama seseorang yang dikenalnya karena melihat wajahnya dalam mimpi atau menemukan benda yang mengingatkannya pada seseorang yang dikenalnya.

Bisa ditebak, pengakuan ini segera menyebar menjadi isu dan opini yang dengan cepat tanpa verifikasi atau tabayyun menyulut kemarahan tak terkendali dan anarki berdarah.

Tertuduh harus rela menghadapi kenyataan pahit, setelah seluruh bangunan rumahnya dirusak dan dirobohkan beramai-ramai ratusan warga, karena dituding penyebab kematian sejumlah tetangga atas ilmu santetnya. Ada yang malah kehilangan nyawa dengan luka bacok di sekujur tubuh di hadapan istri dan anak-anaknya. Yang menambah rasa pilu, umumnya tertuduh adalah orang yang rajin shalat di mushalla, guru ngaji, dan bahkan kyai.

Baca juga:

Sadis! Massa Serbu Pemukiman Ahmadiyah, 8 Rumah Dibakar

INTOLERANSI

Read more