SARKASME SEPUTAR SURIAH

SARKASME SEPUTAR SURIAH

Mungkin tiba saatnya mengucapkan "selamat" kepada para elit Hamas atas jatuhnya rezim sekuler anti ikhwanisme Bashar yang dibencinya dan atas berkuasanya kelompok seideologi.

Dengan kemenangan kelompok bersenjata seideologi yang didukung penuh oleh rezim Erdugan yang juga seideologi, patut dinantikan sbb:

1. Hamas yang meninggalkan kantornya di Damaskus karena mendukung oposisi bersenjata melakukan konsolidasi dengan kelompok ideologi ikhwani yang kini berkuasa di Suriah sebagai pendukung menggantikan Hezb yang melemah secara militer dan politik dan sosial setelah membantunya sejak 8 Oktober 2023 dan harus menata kembali wilayahnya yang hancur juga mempersiapkan dana kompensasi untuk keluarga para prajuritnya yang gugur sekaligus menata posisi politiknya tanpa pemimpin super karismatiknya.

2. Hamas yang ikut merayakan berakhirnya rezim Bashar membentuk front perlawanan baru demi melanjutkan perjuangan untuk kemerdekaan Palestina tanpa bantuan pihak-pihak tak sekeyakinan, tak semazhab dan tak seetnis, seperti Iran yang mengalami embargo 40 tahun dan tekanan dalam negeri karena berbagi APBN dan senjatanya dengan rakyat Gaza, terutama Hamas.

3. Kelompok bersenjata yang menjadi pemenang dan penguasa baru membuktikan kebenaran jargonnya "mengembalikan kedaulatan Suriah" dari keberadaan Rusia dan Iran bersama Hezb, terutama Israel yang menduduki Golan.

4. Karena berkuasa penuh dan mempunya persenjataan negara yang tentu lebih besar dan lebih kuat dari Hezb, kelompok seideologi Hamas segera menembakkan rudal-rudal sitaan rezim Bashar ke target militer Israel di Golan yang didudukinya juga Tel-Aviv dan kota-kota lainnya sebagai pesan tekanan mengakhiri pembantaian di Gaza.

5. Setelah memutus jalur suplai senjata dari Iran ke Hezb, Hamas dan faksi- faksi perlawanan Palestina mendapatkan suplai langsung dari rezim Turki sebagai pemimpin poros menggantikan Iran dan penguasa baru Suriah yang seideologi dengan Hamas berperan sebagai Hezb sebagai pengganti front dukungan melawan Israel dengan semangat menegakkan khilafah dan syariat.

6. Turki di bawah naungan khalifah umat Islam Erdogan bersama rezim-rezim Arab terutama Qatar, UEA dan Mesir membentuk Poros Perlawanan untuk memerdekakan Palestina.

Read more