Sisakan secuil hati nurani! Bandingkan gelombang pengkafiran dengan ragam fitnah dan caci maki dengan respon yang nyaris zero pihak kecil yang dikafirkan.
Bila empati dan simpati terlalu mulia untuk kelompok yang menurut anda sesat dan kafir dengan semua atribut buruk dalam kamus, lihatlah mereka sebagai manusia.
Sayangilah dirimu dengan tidak mengkafirkan diri sendiri karena mengkafirkan orang yang bukan kafir.
Supaya fitnah masif merasuki benak awam dan tidak melakukan klarifikasi, dikesankah bahwa 300 juta orang yang dikafirkan bareng taqiyah. Paraah!
Anda tidak akan mengagungkan toleransi kecuali anda menjadi korban diskriminasi dan intoleransi atau punya sisa simpati.
Ada yang rabun propritas antara mengecam intoleran dan mengkritisi korban intoleransi.
Modus mutakhir intoleran softcore adalah mengalihkan isu intoleransi dan menyibukkan korban diskriminasi dengan asumsi-asumsi dan wishful thinking.
Kalau tidak bisa mengecam pengkafiran dan intoleransi, minimal jangan timpa korban dengan menuntutnya toleran saat para intoleran leluasa.
Gini aja! Kalau tidak berempati kepada korban intoleransi, minimal shut up!
Pastikan tidak ada orang yang anda keluarkan dari surga dan jebloskan ke neraka dengan pengkafiran
Sayangilah dirimu dengan tidak mengkafirkan diri sendiri karena mengkafirkan orang yang bukan kafir.
Lindungi dirimu dengan tidak menzalimi diri sendiri karena menzalimi orang lain.
Lihatlah dirimu pada orang lain, niscaya kamu menganggapnya sepenting dirimu.
Baca juga: TOLERANSI SEBAGAI ASAS BERMASYARAKAT