SEJARAH ITU KIKIR

SEJARAH ITU KIKIR
Photo by Unsplash.com

Ia memilih kehilangan posisi dan jadi objek pembunuhan karakter selama Orba berkuasa. Pintu negosiasi tertutup baginya, MPRS pada 1967 memakzulkannya, meski sebelumnya ia diangkat oleh lembaga tertinggi Negara ini sebagai presiden seumur hidup. Ia seperti hendak dipermalukan. Bila ia protes meniscaya perang saudara.

Setelah memilih prinsip kesetaraan dalam partisipasi politik, setelah ide Nasakom, kemandirian dalam politik dan ekonomi dan menolak politik identitas, setelah mengusung demokrasi kerakyatan, setelahnya ia dipaksa diam tanpa koran, tanpa radio, tanpa televisi, tanpa rekan, tanpa putra-putrinya.

Setelah dipermalukan karena dosa-dosa yang tak dilakukannya, dia dikucilkan dan menjadi tahanan di Wisma Yaso. Sisa hidupnya harus ngenas di bilik dengan kesakitan karena kerusakan ginjal.

Selama rezim Orde Baru berkuasa, jasa-jasanya dilupakan, kisah perjuangannya disembunyikan dan kehidupan pribadinya diekspos dengan distorsi.

Kini berkat keteguhan sikapnya dan ketabahan serta ketulusannya, aroma harum namanya menyebar mengiang-ngiang lestari dalam sanubari bangsa.

Dalam situasi seperti saat ini, bangsa ini memerlukan sosok seperti dia. Sayang, sejarah terlalu kikir untuk mempersembahkan lebih banyak lagi individu berjiwa satu bangsa

Dirgahayu Bung Karno!

Read more