SEKAFIR APA ANDA?
Kafir adalah salah satu kata yang banyak tertulis dalam al-Quran. Tapi tak sedikit yang keburu menganggapnya sebagai kata dengan satu terapan makna.
Supaya dianggap moderat tak perlu menyelenggarakan pertemuan dan membuat keputusan bersama yang bertujuan mereduksi makna kafir atau mengubah terapan maknanya, tapi cukup membersihkan makna kata ini dari kesan yang selama ini disatupaketkan dengannya berupa lisensi agresi, klaim kebenaran mutlak dan stigma musuh. Dengan kata lain, sumber konflik dan intoleransi serta ekstremisme bukanlah kata kafir, tapi interpretasi irrasional dan pandangan kontra epistemologi yang membonsai makna primernya.
Kafir pada dasarnya adalah kata dengan makna bebas nilai, bisa positif dan bisa pula negatif sesuai kualitas objek yang ditolak. Ia adalah predikat bagi siapapun yang menolak sesuatu.
Kafir dengan konotasi positif dan negatifnya mengandung makna terapan gradual alias terapannya berperingkat.
Kafir punya area terapan makna yang luas, tak hanya bidang agama, tapi meliputi semua pandangan dan sikap tentang apapun.
Kafir bermakna menolak. Lawannya adalah mukmin yang berarti meyakini. Seecara logis kafir pasti disandang oleh setiap mukmin, begitu pun sebaliknya. Setiap kali mengafirmasi sesuatu niscaya menegasi kontranya, dan sebaliknya. Setiap mukmin pastilah kafir dan setiap kafir tentu mukmin.
Menggelikan, sebagian orang yang kurang waras logika mengkafirkan orang lain karena merasa mukmin padahal dia juga kafir.