Skip to main content

SIAPAPUN BISA JADI INTOLERAN

By August 22, 2016No Comments

Yang lebih penting dari mengucapkan Selamat Natal adalah menjadikan toleransi sebagai dasar keyakinan, pandangan, sikap dan prilaku sepanjang hidup.
Umat Islam dan Umat Kristen yang toleran saling mengucapkan Selamat Maulid dan Selamat Natal.
Toleransi yang ideal adalah yang bersifat mutual.
Semoga Muhammad dan Yesus memberkati kita semua.
Umat Islam tak perlu memformulasi pandangan untuk menghormati Isa/Yesus karena sangat menghormatinya. Umat Kristen mungkin perlu meresponnya.
Agar terwujud toleransi sejati, semua penafsiran bernuansa kebencian dan dendam sejarah terhadap teks perlu diganti dengan penafsiran-penafsiran etik.
Mengganti penafsiran sektarian dan provokatif dengan penafsiran rekonsiliatif tidak meniscayakan perubahan substansi yang terkandung dalam teks suci.
Pada akhirnya kita akan sadar bahwa keyakinan agama atau aliran yang kita anut tidak lepas dari saham keyakinan lain. Itulah matarantai peradaban.
Fanatisme dan intoleransi, menyumbat rasio utk menyuling premis-premis setiap pandangan. Akibatnya, semua yang logis dianggap invalid dan sebaliknya
Bila tidak memahami tulisan dan pandangan orang, yamg paling layak dikritik pertama kali adalah diri sendiri.
Kadang seseorang tidak memahami sebuah pandangan dengan akalnya bukan karena tidak valid tapi karena ditolak hatinya yang tergadai sektarianisme.
Kadang seseorang menerima sebuah pernyataan yang nyata invalid hanya karena kekaguman kepada pelontarnya atau sekeyakinan dan sekelompok dengannya.
Tanda lemah nalar adalah mudah mengambil kesimpulan negatif karena sebuah info manipulatif tanpa komparasi, verifikasi dan klarifikasi.
Intoleransi tidak identik dengan masyarakat Timur dan satu agama. dalam masyarakat Barat yang dianggap maju kadang intoleransi diekspresikan lebih brutal.
Intoleransi tidak identik dengan tingkat pendidikan, status sosial dan posisi ekonomi. Ia bisa menjangkiti siapapun yang tanpa sadar menuhankan diri
Intoleransi tidak berkaitan niscaya dengan institusi keyakinan tapi akibat penumpukan falasi dan kehendak berkuasa.