SIBUK DENGAN ORANG LAIN DAN KETERTERIMAAN

SIBUK DENGAN ORANG LAIN DAN KETERTERIMAAN
Photo by Unsplash.com

Sibuk dengan diri sendiri bisa jadi egois. Sibuk dengan selain diri sendiri bisa jadi usil. Akal sehat menyeimbangkan sisi personal dan sisi impersonal.

Sadar prioritas adalah kunci menjaga keseimbangan antara diri sendiri dan diri lain.

Rabun prioritas menciptakan kekacauan dalam aksi dan reaksi.

Penentuan skala prioritas memerlukan pengetahuan valid tentang substansi ragam pilihan tindakan, nilai, tujuan, manfaat, probablitas akibat, cara, sarana, objek dan lainnya.

Sibuk dengan selain diri sendiri memerlukan syarat tambahan, yaitu kompetensi dan akseptabilitas (ke-diterima-an).

Berdakwah dan berpolitik adalah dua contoh aktivitas di ruang publik yang secara mutlak memerlukan kompetensi sekaligus keterterimaan.

Keterterimaan tanpa kompetensi membuka peluang tampilnya figur publik yang tak mampu menyelesaikan problema publik bahkan menambahnya.

Kompetensi tanpa keterterimaan menciptakan figur publik yang gagal menyelesaikan problema publik karena terkendala oleh resistensi.

Munculnya figur-figur yang secara simsalabim memajang deretan gelar akademik tanpa rekam jejak pendidikan yang jelas sebagai politisi dan pengambil kebijakan publik menggambarkan akseptabilitas minus kompetensi.

Read more