Sidang, Demo, dan Dugem
Kini, mahasiswa kembali berdemo. Pencetusnya, kenaikan harga BBM. Kiky tidak lagi ikut demo kini karena hari-harinya sudah disibukkan praktik sebagai pengacara.
"Kangen sih karena enggak tahan sama keadaan kayak begini. Tetapi, bagaimana dong? Aku menjalani tugasku saja deh... sebagai pengacara. Biar demo jadi tugas mahasiswa," kata Kiky.
Di firma hukum Amali & Associates itu Kiky membawahkan sejumlah sarjana hukum yang sedang magang untuk dapat berpraktik sebagai pengacara.
Salah satu tugasnya sebagai pengacara sesuai dengan aturan perundangan adalah memberi bantuan hukum tanpa biaya bagi tersangka perkara pidana yang ancaman hukumannya di atas lima tahun.
Perkara pidana pertama yang dia tangani adalah mendampingi paman artis sinetron Lidya Pratiwi dan anggota satpam yang dituduh terlibat dalam pembunuhan pada 2006 itu. Setelah itu, setiap ada perkara pembunuhan yang pelakunya tidak mampu menunjuk pengacara, kepolisian akan menunjuk Kiky sebagai pengacara.
"Sekarang lagi megang kasus pembunuhan mutilasi yang pelakunya tertangkap di Palmerah," tutur Kiky.
Setelah kejadian Mei 1998, Kiky sempat trauma, merasa ketakutan, melihat aparat berseragam dan bersenjata.
"Tetapi, semakin ke sini sudah enggak lagi karena sekarang berhadapan dengan aparat terus. Kalau aku takut, klienku bagaimana dong? Sekarang aku malah punya banyak teman polisi, malah bisa berdiskusi dengan mereka, he-he-he...," kata Kiky.
Walaupun ayahnya menasihati untuk tidak terlibat secara emosional dalam perkara yang dia tangani, dalam praktiknya hal itu sulit dihindari. Kiky mengaku, meskipun berkewajiban membela pelaku, empatinya pertama-tama tetap kepada korban. Yang paling mengganggu perasaan, kata Kiky, ketika hukuman yang dijatuhkan dirasa tak sesuai perbuatan.
"Saya suka membandingkan dengan keputusan untuk perkara yang menyangkut pelanggaran HAM," tambah dia.
Kini, dia bercita-cita melanjutkan pendidikan S-2 dalam bidang hukum bisnis internasional. "Rencananya ke Belanda, kalau bisa tahun ini juga," kata Kiky. (Kompas)
