Kerja keras lupa waktu lupa batas kemampuan fisik, lupa teman, bahkan kerabat dan kadang lupa batas hukum demi mengumpulkan uang supaya hidup sejahtera.
“Lelah miskin” adalah semboyannya bila ditanya kenapa tidak pernah aktif di pengajian kampung.
Saat uang sudah terkumpul dan bersiap menggunakannya untuk menikmati kesejahteraan, dibekuk aparat hukum juga jatuh sakit.
Tumpukan alat tukar kesejahteraan itu habis untuk membayar biaya pengobatan dan denda hukum dengan semua prosesnya.
Tak sembuh dan harus menjalani perawatan jangka lama. Tak lepas dari jeratan hukum. Berhutang pula.
Dia menyadari itu saat kesadarannya tak lagi berguna membangun kehormatan dirinya.
Dia kerja keras mengumpukan uang. Uang itu pula digunakan akibat mengumpulkannya. Inilah drama kesiasiaan yang berakhir dengan kesendirian, malu dan derita.