Pangamat Politik Universitas Paramadina Yudi Latif mengklaim pertimbangan pemuatan mantan Presiden Soeharto dalam iklan politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah pragmatis.
“Mungkin tujuannya untuk mengumpulkan sumberdaya politik atau sumberdaya finansial pendukung Soeharto (Cendana, red),” ujar Yudi saat ditemui di sela-sela Simposium Nasional PKB, di Balai Kartini Jakarta, Selasa (11/11/2008).
Yudi megatakan, citra Soeharto yang korup dan pelanggar HAM hanya dipahami sejumlah elit. Masih banyak masyarakat yang lebih mengidolakan mantan penguasa orde baru itu. Hal itulah, lanjut Yudi, yang dimanfaatkan PKS.
Dia juga menengarai, PKS mencoba memperlebar basis dukungan, karena menyadari basis Islam saja tak cukup untuk mendukung partainya dalam pemilu legislatif mendatang.
“PKS ingin perluas basis dan jaringan konstituensi politiknya. Seperti yang dikatakan Amien Rais, baju Islam saja kesempitan, ini yang disadari PKS,” jelasnya.
Namun, Yudi memprediksi strategi perluasan PKS ini tidak akan berhasil. Sebab para tokoh tersebut sudah memiliki parpol yang bergantung pada jaringan seputar mereka.
“Simpatisan Soeharto misalnya, kan sudah ada di PKPB, Golkar, Gerindra, atau Hanura,” pungkasnya. (okezone, Selasa, 11 November 2008 – 14:21 wib)
