Skip to main content

“TERLALU SYIAH”

By September 9, 2016No Comments

Ghuluw (sikap berlebihan) adalah limbah dalam masyarakat Syiah. Takfir (pengkafiran) adalah limbah dalam masyarakat Sunni.
Ghuluw dalam masyarakat Syiah dan takfir dalam masyarakat Sunni adalah dua pola yang mengandung satu substansi, yaitu tatharruf atau ekstremitas.
Ekstremisme lahir karena faktor internal penganut mazhab dan faktor eksternal sebagai akibat nirdialog yang menyisakan sangka buruk yang menyejarah.
Ekstremisme dalam masyarakat Syiah muncul secara sporadis dan tak teroranganisasi tapi merembesi sejumlah teks riwayat karena hidup dalam tekanan politik.
Ekstremisme klasik dalam masyarakat Syiah dikaitkan sejumlah sekte yang kini hanya tinggal nama-namanya dalam buku-buku utama dan insklopedia aliran Islam.
Meski ekstremisme berupa sektesekte dalam masyarkat Syiah telah punah, ia tetap hadir sebagai perlawanan diskrusif dan politik terhadap arus utama moderat Syiah.
Ekstremisme dalam Syiah pada dasarnya bukanlah fenomena agresi terhadap Sunni tapi justru fenomena gerakan penyesatan terhadap arus besar Syiah.
Ekstremisme Syiah justru digerakkan di luar area arus besar Syiah (di luar Iran dan Irak) untuk menyulitkan Syiah moderat dalam interaksi dengan masyarakat Sunni.
Arus besar Syiah saat ini secara real berpusat di Iran (Qom) yang bercorak filosofis mistik dan di Irak (Najaf) yang bercorak kalam dan fiqh.
Para jurnalis Barat kadang membagi Syiah arus moderat jadi dua; Syiah di Iran dengan poros Qom dan Syiah di Irak dengan poros Najaf.
Ekstremisme dalam masyarakat Syiah dengan tendensi politik lebih memfokuskan ujaran kebencian terhadap pandangan-pandangan Imam Khamenei yang dianggap sesat juga kafir.
Ekstremisme modern dalam Syiah muncul setelah berdirinya Republik Islam yang melambungkan nama Imam Ruhullah Khomeini sebagai ikon school of thought baru.
Ekstremisme diskrusif dalam Syiah saat ini nyaris hilang kecuali berupa karya-karya kuno. Ekstremisme Syiah saat ini muncul karena kecemburuan politik. Belakangan berhembus agenda pembusukan internal oleh pihak-pihak yang berkepentingan menciptakan penajaman konflik sektarian Sunni -Syiah dengan mendramatisasi perbedaan-perbedaan elementer dan memberikan panggung media kepada anasir jumud.
Ekstremis-ekstremis Syiah sengaja menampilkan isu basi tak laku dan menghidupkan tradisi-tradisi yang sudah disepakati haram demi menyulitkan Syiah (arus besar).
Ekstremis-ekstremis Syiah menyebarkan secara masif pandangan-pandangan purba produk era konflik masalalu dari negara-negara Barat dengan ragam media elektroni dan digital.
Saat Ali Khamenei pemimpin Syiah moderat mengeluarkan hukum (fatwa) haram melukai tubuh (tathbir) dalam Asyura, mereka malah mendemonstrasikannya.
Eksremis-ekstremis merespon fatwa Ali Khamenei tentang haram mnghina simbol-simbol mulia Sunni dengan menyebarkan pandangan-pandangan ekstrem di media elektronik dan Televisi-Televisi satelit.
Sayangnya, dalam masyarakat Sunni ada pihak-pihak yang digerakkkan untuk mencatut nama Ahlussunnah dan menjadikan itu sebagai bahan mengeneralisasi Syiah.
Pandangan-pandangan minor ekstremis Syiah menjadi “karunia” bagi ekstremis dalam masyarakat Sunni untuk melakukan penyesatan dan pengkafiran terhadap Syiah.
Ekstremisme dalam Syiah: 1 tidak teroranganisasi sebagai sekte khusus tapi muncul secara sporadis. 2. hanya bersifat diskrusif semata; 3. sangat kecil.
Tak perlu heran dengan ekstremisme. Ekstremisme akan selalu hadir karena ia menjadi pasangan dialektik keadilan. Ia ada karena kebodohan harus ada sebagai pasangan dialektik kearifan.
Ekstremisme bukan noda bagi kelompok arus besar yang berkesadaran dan rasional serta terpimpin. Ia justru menjadi “pelengkap”. Sebuah rumah dianggap sempurna bila ada toilet dan tong sampahnya.
Yang terpenting, masyarakat Sunni tidak mengeneralisasi Syiah sebagai ekstremis atau ghulat karena beberapa orang yang mengaku Syiah dan bersikap ekstrem. Sebaliknya pula masyarakat Syiah juga tidak memvonis Sunni sebagai takfiri karena satu kelompok ekstremis pecandu pembid’ahan yang koar-koar sebagai Sunni asli bahkan satu-satunya Muslim.