Allah berfirman, “Berlombalah dalam kebaikan”. Yang dianjurkan adalah bersaing dalam kebaikan, bukan saling melemahkan keyakinan.
Allah berfirman, “Bersegeralah (berebutlah posisi terdepan) memohon ampun”. Berlomba merasa bersalah adalah toleransi.
Allah berfirman, “Inilah umatmu yang satu dan Aku adalah Tuhanmu. Maka sembahlah aku.” Disebut umat karena bertuhan, bukan beragama.
Allah berfirman “Kebenaran dari Tuhanmu” (الحق من ربك). Itulah kebenaran mutlak dan tunggal, bukan kebenaran dari persepsiku dan persepsimu.
Allah berfirman, “katakanlah bahwa Allah adalah ahad”. Kata “ahad” menkonfirmasi makna ekslusif “satu” bagi Tuhan sbg satu-satunya satu. Tak ada yang benar-benar satu kecuali Allah.
“Banyak” berarti “bukan satu”. “Bukan satu” berarti “berbeda”. “Berbeda” berarti “tidak sama”. Penyamaan adalah intoleransi.
Disebut ‘semua’ karena banyak. Disebut ‘banyak’ karena tidak tunggal. Penyatuan adalah intoleransi.
Baca juga:
Indonesia Damai Dengan Kebhinnekaan