Surga adalah kasih Allah yang hadir berupa cahaya dengan temperatur rendah. Temperatur rendah mengawetkan (baqa’).
Neraka adalah kasih Allah dengan temperatur tinggi. Temperatur tinggi menguapkan atribut-atribut dan menyisakan substansi cahaya.
Nabi SAW, yang merupakan cahaya sekundar, cinta Tuhan adalah cahaya yang melampaui surga bahkan cintaNya adalah surga tertinggi.
Nabi SAW tIdak hanya masuk surga tetapi surga adalah jaminan bagi yang mencintainya. Mencintainya berarti meyakininya sebagai jalan ke surga.
Bagi beliau, yang merupakan cahaya sekundar, cinta Tuhan adalah cahaya yang melampaui surga bahkan cintaNya adalah surga tertinggi.
Orang yang tidak menghirup semilir irfan/tasawuf terjebak dalam makna fisikal surga dan neraka dengan membayangkannya sebagai area dengan pintu in/out.
Ada 3 macam hamba; pedagang yang ibadah karena ingin surga; budak yang ibadah karena takut neraka; merdeka yang ibadah karena kesadaran. (Ali)
Bagi manusia prima seperta Nabi SAW, surga adalah bonus Tuhan. Upah utamanya adalah ridha dan cinta Allah. ان اجرى الا على الله
Bagi manusia utuh, jadi hamba adalah cita-cita tertinggi. “Tuhanku, aku cukup bangga jadi hambaMu. Aku cukup mulia Kau jadi Tuhanku.” [Ali]Cinta adalah puncak perfeksi. Surga & neraka adalah manifestasinya. Ada yang memilih jadi semut yang meraihanya. Dengan mengubur diri dalam madu.
Semua agama, kenabian & kebijaksanaan meyakini surga sebagai manifestasi restu Tuhan dan neraka sebagai manifestasi murkaNya.
Orang-orang yang kejangkitan ekstremisme dan intoleransi memastikan diri sebagai calon penghuni surga dan berlagak seperti pemegang sahamnya.