Skip to main content

Tak Diundang Pengusaha, PAN Malah Senang

By February 13, 20092 Comments

PAN tidak mempersoalkan tidak diundang untuk menghadiri diskusi oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Sebaliknya PAN justru senang karena ini membuktikan mereka adalah partai yang independen dan tidak dapat dipengaruhi oleh para pengusaha.

“Malah bagus tidak diundang, kalau diundang pun tidak akan datang. PAN kan konstituennya masyarakat, bukan pengusaha,” kata anggota Fraksi PAN di DPR, Drajat Wibowo, dalam siaran pers yang diterima detikcom, Jumat (13/2/2009).

Drajat menambahkan, alasan Apindo tidak mengundang PAN juga salah besar. Jumlah anggota legislatif PAN sebenarnya kelima terbesar di parlemen, bukan peringkat ketujuh seperti yang Apindo katakan.

“Bahkan jumlah anggota legislatif PAN lebih besar dibandingkan PKS dan PKB,” tukas anggota legilatif yang terkenal paling keras dalam kasus BLBI ini.

Drajat melanjutkan, tidak diundangnya PAN juga memperlihatkan pada masyarakat kalau partai ini tidak berkroni dengan para pengusaha. “PAN lebih mengutamakan kepentingan rakyat, bukan kepentingan para pengusaha. Yang rugi sebenarnya malah mereka, karena ke depan suara PAN sangat mempengaruhi keputusan legislatif,” tambahnya.

Hal senada disampaikan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir. SB, begitu dia biasa disapa, menyatakan tak akan datang bila pun diundang oleh Apindo.

Sekadar diketahui, Apindo mengundang 6 parpol untuk memaparkan kebijakan soal ekonomi setiap partai. Mereka yakni Partai Golkar, PDI Perjuangan, Partai Demokrat, PPP, PKS, dan PKB.

“Ini untuk berdialog dengan pengusaha, untuk mengetahui kebijakan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang. Ini agar kita mengetahui prioritas akan dibawa kemana ekonomi ke depan,” kata Ketua Apindo Sofjan Wanandi saat jumpa pers di Plaza GRI, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta 11 Februari.

Acara rencananya digelar pada 13,14, dan 16 Februari 2008 di Hotel Four Season. Pada acara itu akan hadir sejumlah pengusaha yakni Chris Kanter, Benny Soetrisno, James P Riady, Siswono Yudho Husodo, Erwin Aksa, Bambang Ismawan, Ciputra, dan Gatot Suwondo. (detik)