TAK IKUT HEBOH

TAK IKUT HEBOH
Photo by Unsplash.com

Semalam seorang teman meminta saya menyampaikan pandangan tentang rencana kedatangan seseorang yang sejak beberapa tahun meninggalkan Tanah Air.

Saya menampik dengan alasan terbiasa menggunakan nalar deduksi dan karenanya tak pernah berminat membahas individu dan fenomena parrikular di ruang publik, apalagi tidak berkaitan dengan saya dan keyakinan serta sikap pilihan saya.

Karena terus mendesak, saya katakan bahwa menetap, pergi dan pulang adalah hak konstitusional setiap warganegara. Tak ada yang istimewa dengan itu.

Penjelasan saya tak memuaskannya. Rupanya dia ingin saya mengungkap pandangan saya tentang orang itu secara spesifik.

Sebagai seorang Muslim dengan pilihan keyakinan rasional yang mengikat saya dengan kepatuhan vertikal sebagai salah satu individu umat dalam agama yang saya anut dan kepatuhan horisontal sebagai salah satu individu bangsa dalam negara yang saya huni, saya tidak berpartisipasi dalam keriuhan pro dan kontra tentang seseorang atau kelompok. Karena dasar pandangan dan sikap sangat benderang bagi saya, tak ikut heboh dengan polemik dan polarisasi seraya menghargai pilihan pandangan dan sikap lain. Biasa saja.

Read more