Skip to main content

Nasdem sebagai salah satu parpol besar untuk kesekian kali menegaskan konsistensinya dengan politik terbuka, tidak mengusung ketumnya juga kadernya sebagai calon presiden. Terlepas dari suka dan tidak, inilah fakta yang tampak.

Bersikap demokratis berarti menerima keputusan politik setiap warga, termasuk yang bergabung dalam sebuah parpol tanpa tebang pilih. Soal mendukung dan memberikan suara, itu urusan lain.

Politik identitas tidak identik dengan satu bakal calon juga tidak identik dengan kelompok. Politik identitas sudah lekat pada semua entitas politik, figur maupun kelompok, yang mengusung narasi agama dan yang meneriakkan jargon nasionalisme. Semua kontestan mengeksploitasi citra dengan level gradual.

Yang di trotoar, terutama yang merasa bagian dari kelompok minoritas, yang tak akan diperhatikan karena tak punya posisi tawar dalam kompetisi elit ini, tak perlu jadi buzzer gratis dengan sibuk memojokkan dan mengungggulkan salah satunya.

Pengalaman yang telah berlalu dan menumpuk bisa dijadikan dasar sikap menjaga jarak dengan dinamika politik yang tak pernah lepas dari oligarki dan hipokrisi.