Skip to main content

Seorang pendeta karena tinggal di Amerika Serikat merasa bebas menyebarkan video berseri dengan konten ujaran kebencian terhadap Islam, antara lain menghujat Nabi Muhammad dan menghina umat Islam di Tanah Air juga mencemooh sejumlah ulama. Dia bahkan secara khusus mengejek Ade Armando, tokoh moderat yang aktif membela hak kaum minoritas.

Karena semula seorang Muslim dan mengenyam pendidikan agama bahkan sempat menjadi guru agama juga menguasai bahasa Arab, dia secara vulgar mengkritik Islam dan mencemooh Nabi Muhammad seraya mengutip sejumlah ayat dan riwayat atau hadis yang ditafsirkannya secara subjektif dengan diksi yang sangat kasar.

Kontan saja pernyataan-pernyataan provokatif itu menimbulkan kegaduhan. Setiap Muslim, apapun kelompok dan aliran serta pandangan politiknya, tentu geram dan mengecamnya.

Bila dibiarkan, aksi tersebut berpotensi memancing ketegangan yang mengganggu kerukunan antar umat beragama serta keutuhan bangsa.

Karena itu, beberapa tokoh nasional, antara lain Menkopolhukam memberikan tanggapan tegas dan menganjurkan penyelidikan serta mengupayakan channel youtube akun pendeta Udin ditutup.

Demi mengantisipasi reaksi negatif yang merugikan umat Kristen di Tanah Air akibat ulah oknum yamg mengaku sebagai agamawan Kristen ini, Kepala Humas Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Jeirry Sumampow meminta umat Islam tak terprovokasi dan menilai Saifuddin hanya ingin mencari sensasi. Dia berharap umat Islam bersabar dan tidak terprovokasi dengan pernyataan Saifuddin Ibrahim itu seraya menegaskan bahwa pernyatannya tidak ada kaitannya dengan PGI sebagai organisasi gereja di Indonesia.

Bagi sebagian kalangan tanggapan PGI yang menganggap pernyataan pendeta yang sesumbar akan membuat konten-konten yang disebutnya membongkar kepalsuan Al-Quran sebagai kitab suci itu debagai pendapat pribadi serta himbaunnya kepada umat Muslim mengabaikannya mestinya dibarengi dengan kecaman tegas. Sebagian lagi malah menuntut seluruh organisasi Kristen dan Katolik menyampaikan pernyataan sikap bersama menghimbau umat Nasrani tidak mengakuiinya sebagai pendeta.

Umat Islam karena mengagungkan Muhammad SAW pembawa kitab suci Al-Quran juga memuliakan Jesus yang diyakini sebagai pembawa kitab sucu Injil tak mungkin terprovokasi dan melakukan hal yang sama dengan tindak sang pendeta yang mengagungkan Yesus dan melecehkan Muhammad SAW yang disebutnya “Bang Mamat”.

Yang patut disayangkan, sebagian besar komentar atas video di akun channel Udin terkesan melukiskan luapan euforia orang-orang ekstremis sejenisnya sambil mendukung ujaran kebenciannya dan ikut-ikutan menghina keyakinan yang dianut mayoritas penduduk negeri ini. Tentu saja, kita sadar bahwa ekstremisme ada dalam semua komunitas agama dan tidak mewaikili ajaran agama.