Tanda-tanda Perang Iran - Israel
Heboh atas ancaman Wakil PM Israel Shaul Mofaz untuk menyerang lagi instalasi nuklir Iran tidak hanya terjadi di Iran, tetapi juga di Israel sendiri.Kalangan pejabat keamanan dan para pengamat Israel cenderung memandang ancaman Mofaz sebagai rekayasa untuk kepentingan politik pribadi.
Mofaz dinilai sengaja memanipulasi isu nuklir Iran untuk mendapatkan popularitas dalam persaingan merebut pengaruh dengan PM Ehud Olmert di lingkungan Partai Kadima.
Kasus ancaman Mofaz semakin menjelaskan betapa ambisi politik pribadi telah mengabaikan kepentingan umum, dan bahkan dapat mengorbankan pihak lain, termasuk negara lain.
Sadar atau tidak, ancaman Mofaz memperlihatkan arogansi Israel, memperburuk hubungan dengan Iran, dan memperkeruh kondisi keamanan kawasan Timur Tengah yang sedang tertekan oleh kasus Irak dan konflik Israel-Palestina.
Pemerintah Iran sudah menantang langsung ancaman Mofaz dengan menegaskan, Israel akan mendapatkan perlawanan "lebih menyakitkan" dari Iran. Ancaman Mofaz yang disampaikan kepada media massa akhir pekan lalu telah memberikan sentimen negatif terhadap pasar minyak internasional. Kenaikan harga minyak hampir 9 persen sampai menyentuh posisi 139 dollar AS per barrel hari Jumat 6 Juni lalu dianggap sebagai dampak ancaman Mofaz terhadap Iran.
Terlepas dari motifnya, ancaman Mofaz juga menggambarkan kerawanan hubungan Israel-Iran yang terkait dengan isu nuklir maupun konflik Timteng secara keseluruhan. Perseteruan hubungan berawal dari persoalan Palestina. Iran menentang keras Israel yang menduduki wilayah Palestina, dan yang menghalang-halangi upaya bangsa Palestina mendirikan negara merdeka di tanah airnya sendiri.
Hubungan permusuhan itu diperburuk lagi oleh isu senjata nuklir. Nukir Iran dianggap sebagai ancaman oleh Israel. Tahun 1981 Israel menyerang instalasi nuklir Iran. Berkali-kali Iran menegaskan hanya mengembangkan program nuklir untuk tujuan damai berupa reaktor untuk tenaga listrik, bukan untuk tujuan militer.
Namun, Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa bersikeras mencurigai Iran memiliki agenda tersembunyi mengembangkan program senjata nuklir. Tekanan Israel atau AS dan Uni Eropa terhadap Iran terasa tidak adil. Bukankah Israel, AS, dan sebagian anggota Uni Eropa mengembangkan dan telah memiliki senjata nuklir?
Bukan hanya tidak adil, kasus ancaman Mofaz memperlihatkan pula isu nuklir itu telah dijadikan mainan politik dalam negeri Israel, sambil menggertak Iran. Namun, Iran tidak tunduk dan terus menantang gertakan Israel, AS, dan Uni Eropa. (KOMPAS)